Harga minyak WTI naik tipis setelah merosot di bawah US$ 60 per barel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat lagi setelah kemarin anjlok dalam. Kamis (1/4) pukul 7.22 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Mei 2021 di pasar Nymex berada di US$ 59,56 per barel, menguat 0,68% jika dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin.

Sedangkan harga minyak brent kontrak Juni 2021 di ICE Futures menguat 0,59% ke US$ 63,11 per barel. 

Kemarin, harga minyak WTI kemarin ditutup turun 2,29% pada US$ 59,16 per barel. Sedangkan harga minyak brent melemah 2,23% ke US$ 62,47 per barel.


Penurunan harga minyak yang terjadi kemarin disebabkan oleh penguncian baru di Eropa yang memicu kekhawatiran konsumsi bahan bakar dan prospek permintaan pesimistis dari OPEC+ jelang pertemuan mereka untuk memutuskan pembatasan produksi.

Brent turun 3,9% untuk bulan Maret dan naik 22,6% untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret. WTI turun 3,8% di bulan Maret dan naik 21,9% untuk kuartal pertama.

Baca Juga: Harga emas stabil setelah mencatat penurunan 10% di kuartal pertama

Harga naik pada kuartal ini terutama karena optimisme pemulihan permintaan setelah vaksin Covid-19 mulai diluncurkan di tahun baru. Namun, harapan itu berkurang bulan ini di tengah kebangkitan kembali kasus-kasus yang mengancam rumah sakit di negara-negara Eropa dan membatasi permintaan bahan bakar.

Harga minyak pada hari Rabu memperpanjang penurunannya setelah Presiden Emmanuel Macron memerintahkan Prancis untuk melakukan lockdown nasional ketiga. Dia mengatakan sekolah akan ditutup selama tiga minggu karena dia berusaha untuk menekan kembali gelombang ketiga infeksi Covid-19.

"Saat itulah pasar melemah," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Securities. "Mereka tidak dapat bertindak bersama-sama dengan mengendalikan virus atau mendapatkan semacam program vaksin bersama-sama," kata dia.

Revisi turun dari perkiraan pertumbuhan permintaan minyak OPEC+ untuk tahun ini sebesar 300.000 barel per hari (bph) juga membebani harga. OPEC+ akan bertemu pada hari Kamis, untuk memutuskan kebijakan produksi. "Mengingat pandangan pesimistis ini, tampaknya kuota produksi akan tetap sama untuk satu bulan lagi," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.

Baca Juga: Ini jadwal pembagian dividen Semen Indonesia (SMGR)

Opsi yang akan dipertimbangkan oleh para menteri pada hari Kamis, termasuk perpanjangan produksi dan peningkatan bertahap, menurut dua sumber OPEC+. OPEC+ saat ini membatasi produksi lebih dari 7 juta barel per hari dalam upaya untuk mengerek harga dan mengurangi kelebihan pasokan. Arab Saudi telah menambah pemotongan itu dengan tambahan 1 juta barel per hari.

Menteri Perminyakan Kuwait Mohammad Abdulatif al-Fares menyatakan optimisme hati-hati bahwa permintaan minyak global akan meningkat karena program vaksinasi Covid-19 semakin cepat dan hasil industri pulih.

Membatasi penurunan harga, stok minyak mentah AS turun secara tak terduga pekan lalu karena kilang yang beroperasi meningkat. Stok minyak menyusut 876.000 barel pada pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 107.000 barel, menurut data Energy Information Administration.

Produksi minyak mentah di Amerika Serikat, produsen utama dunia, turun menjadi 11,1 juta barel per hari pada Januari, menurut data bulanan terbaru. Angka tersebut 13,1% lebih rendah dari tingkat produksi tahun lalu. 

Baca Juga: Wall Street menguat empat kuartal berturut-turut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati