KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) terus naik pada September 2024 ini. Bahkan dalam perdagangan seminggu terakhir, harga saham GOTO terakumulasi naik 25%. Dengan tren kenaikan tersebut, apakah saham di Indeks LQ45 yang sempat berada di harga 50-an ini layak beli? Indeks LQ45 adalah salah satu indeks mayor di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berisi 45 saham paling likuid. Selain itu, saham di Indeks LQ45 biasanya memiliki kapitalisasi pasar terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Saham GOTO telah menjadi anggota LQ45 dalam beberapa tahun terakhir. Pada perdagangan Selasa 17 September 2024, harga saham GOTO ditutup di level 65 naik 4 poin atau 6,56%.
Dalam perdagangan seminggu terakhir, harga saham GOTO terakumulasi naik 13 poin atau 25%. Sedangkan selama perdagangan sebulan terakhir, harga saham GOTO terakumulasi naik 13 poin atau 25%.
Di tengah tren kenaikan harga saham tersebut, analis rekomendasi beli saham GOTO. Analis menghitung masih ada potensi kenaikan harga saham GOTO pada periode mendatang. Hal ini karena, GOTO diyakini memiliki kinerja yang cerah hingga akhir tahun. Kinerja GOTO diyakini membaik dengan memanfaatkan tiga layanan bisnis utamanya yakni layanan
on demand service (ODS), layanan fintech, dan layanan
e-commerce. Ketiga layanan ini punya prospek cerah ke depannya. Untuk layanan fintech, Analis JP Morgan, Henry Wibowo menilai imbas penurunan suku bunga The Fed akan meningkatkan aliran dana ke aset-aset dengan durasi panjang. GOTO juga telah merampungkan integrasi GoPayLater dengan TikTokShop, dan berencana mengembangkan pinjaman menjadi US$500 juta pada akhir 2025. Ini menandakan komitmen GOTO untuk menggaet
consumer loan dengan memperluas penetrasi BNPL (
buy now pay later) lewat TikTokShop. Sehingga dengan suku bunga yang lebih rendah, dan rencana kerja memperluas jangkauan paylater melalui TikTokShop menjadi katalis positif bagi kinerja GOTO.
Baca Juga: 2,8 Juta Pelamar Lolos, Ini Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024 Untuk layanan e-commerce, ada sedikit penurunan biaya pada kuartal II-2024 dibandingkan kuartal I-2024 akibat faktor musiman. Namun GOTO memproyeksikan adanya peningkatan biaya pada paruh kedua 2024, terutama pada kuartal IV yang biasanya menjadi musim puncak e-commerce.
"Biaya layanan diperkirakan mencapai sekitar US$ 40 juta pada 2024, sesuai target, dan akan tumbuh pada 2025 seiring dengan tren GMV," jelas Henry dalam riset yang dipublikasikan pada Jumat (6/9).
Adapun Henry memproyeksi pendapatan GOTO akan mencapai Rp 9.27 triliun dengan pertumbuhan 37,2%. Sementaranya untuk laba kotor, diprediksi sebesar Rp 4,54 triliun. Equity Analyst Yuanta Sekuritas, Laras Nadira menambahkan kinerja GOTO juga didorong oleh bisnis
on-demand services (ODS). Pendapatan bersih bisnis ODS terhadap GTV sebesar 17,2% pada 2Q24, angka itu naik 632bps secara tahunan. "Potensi peningkatan daya beli pada kuartal II-204 diharapkan akan diikuti oleh peningkatan pangsa dompet di
On Demand Business. Fitur
save mode dan berbagai promo menarik diharapkan dapat menarik minat konsumen, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ODS," kata Laras kepada KONTAN, Selasa (17/9). Selain itu, Laras melihat bahwa layanan pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan berkontribusi solid untuk pertumbuhan untuk pertumbuhan GOTO. Pemesanan kendaraan berkontribusi 40% dan pengiriman makanan menyumbang 60% dari pendapatan ODS pada semester I-2024. Analis BRI Danareksa, Niko Margonis menambahkan aksi pemegang saham Alibaba yang berkomitmen untuk menjadi investor jangka panjang di GOTO menjadi katalis positif bagi saham enjten ini. Selain itu, Alibaba Cloud akan menyediakan layanan yang berhubungan dengan cloud, termasuk kemampuan AI. "Alibaba, yang memegang 7,4% saham, telah berkomitmen untuk tidak menjual sahamnya setidaknya selama lima tahun ke depan. Kami mengingatkan bahwa Alibaba, bersama dengan SoftBank, terakhir kali menjual saham pada Februari 2024 pada kisaran harga Rp 80- Rp 90," kata Niko kepada KONTAN, Selasa (17/9). Hal ini kemudian mengurangi ketidakpastian dan memberikan sinyal kepercayaan diri kepada pemegang saham minoritas GOTO lainnya. Langkah ini memberikan penyelarasan kepentingan antara pemegang saham utama dan manajemen GOTO, dan menunjukkan dukungan terhadap prospek jangka panjang perusahaan. Di sisi lain, ini juga sekaligus mengurangi ketidakpastian serta meningkatkan kepercayaan pemegang saham minoritas. Selain itu, kemitraan dengan Alibaba memungkinkan GOTO memanfaatkan kemajuan teknologi AI dan cloud, yang disebut lebih dari 100 kali dalam strategi masa depan Alibaba pada panggilan pendapatan tahun 2023. Ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya GOTO, dengan biaya teknologi yang saat ini menyumbang 7% dari pendapatan kotor pada kuartal II-2024. Niko merekomendasikan Buy dengan target harga Rp90, karena melihat peluang untuk mencapai EBITDA positif pada akhir tahun ini seiring pertumbuhan stabil GoPay dan sinergi cloud dengan Alibaba.
Henry memproyeksi margin ODS akan stabil di kuartal III-2024, bahkan bisa lebih baik lagi pada kuartal IV-2024. Meskipun kinerja saham buruk, namun hal itu justru memberikan titik masuk yang menarik. Oleh sebab itu ia merekomendasikan
Overweight dengan target harga Rp 75 per saham. Sementara Laras berharap agar GOTO terus melakukan efisiensi biaya sehingga dapat mencapai target ebitda impas. Ia merekomendasikan Buy dengan target harga Rp 95 per saham.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil Listrik September 2024, Ada Diskon Rp 30 Juta Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto