Harga Naik, Bukit Asam (PTBA) Batasi Produksi Batubara Kalori Tinggi



KONTAN.CO.ID - TANJUNG ENIM. Melambungnya harga batubara akibat commodity boom, bukan berarti semua stok laris manis. Misalnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membatasi produksi batubara kalori tinggi seiringan dengan terbatasnya penjualan batubara jenis ini.

General Manager PTBA Unit Pertambangan Tanjung Enim, Venpri Sagara mengatakan, Bukit Asam menjaga tingkat produksi batubara kalori tinggi di sekitar 2 juta ton sampai 3 juta ton per tahun. 

“Tahun ini setengah mati tidak ada yang mau beli karena harganya US$ 400 dolar per ton. Harganya ada, kita stok batubara ada, tapi yang beli mikir-mikir,” kata Venpri kepada wartawan di Tanjung Enim, Selasa (13/9).


Baca Juga: Berambisi Jadi Produsen Batubara Terbesar di Indonesia, Bukit Asam (PTBA) Lakukan Ini

Untuk gambaran, harga batubara kontrak September 2022 di pasar ICE Newcastle berada US$ 444,20 per ton pada Kamis (15/9). Sementara, harga batubara ICE Rotterdam juga berada di US$ 340 per ton untuk kontrak September 2022.

Namun Venpri menyebut kebutuhan akan batubara kalori tingkat ini masih akan diperlukan untuk industri metalurgi yang bakal membeli batubara itu di harga apapun. 

Walaupun Bukit Asam sudah memasang target produksi sebesar 50 juta ton batubara untuk 2024, tapi emiten pelat merah ini akan menjaga produksi batubara kalori tinggi ke kisaran 2 juta ton–3 juta ton. 

Penjualan batubara kalori tinggi bakal disasar ke open market, terutama ekspor. Teranyar, PTBA tengah menyasar ekspor di pasar Eropa seperti Italia, Jerman dan Polandia. 

Sementara itu, porsi ekspor perusahaan anak holding MIND ID ini telah mencapai 35% dari seluruh penjualan di semester I-2022. Pertumbuhan ekspor ini disebabkan dari naiknya ekspor ke India yang meningkat 2 juta ton secara tahunan. 

 
PTBA Chart by TradingView

Asal tahu saja, penjualan batubara PTBA per semester-I 2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13% secara tahunan. Di sisi lain, total produksi PTBA mencapai 15,9 juta ton.  

Adapun India merupakan tujuan ekspor terbesar PTBA dengan porsi 18% dari penjualan. Disusul Korea Selatan sebesar 4%, Thailand 3%, China 2% dan Kamboja 2%. 

Soal umur tambang, Venpri meyakini unit tambang Tanjung Enim (UPTE) masih akan panjang sehingga masih bisa menopang kebutuhan akan batubara. 

“Umur PTBA masih panjang, kita masih punya cadangan itu 3 miliar ton. Sampai net zero emisi di 2060 kita masih akan ada,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi