JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus memantau pergerakan harga sahamnya di pasar. Ini akan menentukan langkah manajemen untuk melakukan pembelian saham kembali. Elisa Lumbantoruan, Direktur Keuangan GIAA mengatakan, jika harga GIAA terus menguat, manajemen akan mengurungkan niat melakukan buyback. "Kami akan membiarkan investor yang membeli GIAA, bukan perseroan," kata dia, Kamis (9/2). Dalam hitungan pengelola Garuda, harga sahamnya paling tidak bisa kembali ke kisaran Rp 750 per saham. Harga itu sama dengan nilai jual ketika penawaran saham perdana, 11 Februari 2011. Niat melakukan buyback pada awalnya adalah untuk mengembalikan harga GIAA ke harga Initial Public Offering (IPO).
Harga GIAA, penutupan Senin (13/2), adalah Rp 610 per saham. Jika dihitung dari harga per awal Januari 2012, harga GIAA sudah mengalami kenaikan sebesar 29,78%. Rekor harga penutupan terendah GIAA adalah Rp 395 per saham, yang terjadi pada 15 Oktober 2011. Sejak IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GIAA terus merosot. Pada penutupan hari pertamanya di bursa, harga GIAA terguling hingga Rp 620 per saham. Elisa sempat menyatakan, Garuda bisa melakukan buyback setelah satu tahun setelah pelaksanaan IPO. Pada dokumen rahasia yang berisi mekanisme sementara pelepasan saham GIAA oleh tiga Joint Lead Underwriter (JLU) yang diterima KONTAN disebutkan, total saham yang akan dibeli dari pasar sebanyak 10 miliar saham. Asumsi harga GIAA yang ditetapkan Rp 500 per saham. Berarti dana yang diperlukan untuk buyback sekitar Rp 5 triliun. Setelah buyback, maka rata-rata tertimbang jumlah saham beredarnya menjadi 17,64 miliar di tahun 2012. Tanpa buyback, jumlah saham beredar GIAA sebanyak 22,64 miliar. Earning per share (EPS) GIAA akan menjadi Rp 56,69 per saham atau lebih besar dibanding tanpa buyback yang diperkirakan sebesar Rp 44,17 per saham. Menurut Elisa, tidak tertutup kemungkinan Garuda membeli kembali sahamnya yang berada di tangan JLU IPO. Mereka adalah Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas. Total saham GIAA yang berada di tangan ketiga JLU tersebut sekitar tiga miliar saham. Ketiga JLU itu telah sepakat akan melepas saham GIAA ke pasar yang terpaksa mereka ambil ketika saham IPO GIAA tak terserap pasar. Bisa tercapai Manajemen GIAA juga berencana melakukan kuasi reorganisasi untuk menghilangkan defisit laba senilai Rp 6,33 triliun. Langkah buyback dan kuasi organisasi tersebut dirancang untuk meningkatkan valuasi GIAA. Setelah dilakukan kuasi reorganisasi, maka nilai modal saham GIAA akan menjadi Rp 7,05 triliun dengan nilai per saham menjadi sebesar Rp 310,86 dari sebelumnya Rp 500 per saham.