Harga nikel bangkit dari level terendah



JAKARTA. Harga nikel menguat dua hari berturut-turut. Dalam dua hari, harga nikel melesat 7%. Ini  merupakan kenaikan paling tajam dalam lima bulan.

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/10) pukul 16.00 WIB, kontrak pengiriman nikel tiga bulan di London Metal Exchange (LME) senilai US$ 15.840 per metrik ton, naik 1,9% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Harga sudah naik 7% dalam dua hari setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak Maret 2014 pada Senin (27/10) di level US$ 14.790 per metrik ton.

Kenaikan harga didukung oleh pembatasan ekspor mineral mentah oleh pemerintah Indonesia sejak awal tahun 2014. Kebijakan ini memunculkan kekhawatiran terganggunya pasokan nikel global.


Sementara lonjakan harga dalam dua hari terakhir dipicu oleh spekulasi karena harga sudah terlalu rendah dapat mengerek permintaan. Salah satu contohnya, Korea Selatan kemarin memborong 100 metrik ton nikel.

Ibrahim, analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka menilai, kenaikan harga nikel merupakan hal yang wajar. Sebab, harga sudah terlalu rendah. Kondisi ini dimanfaatkan oleh spekulan untuk melakukan pembelian besar-besaran. “Dalam jangka pendek, harga nikel masih berpotensi naik. Namun, kenaikan harga sudah terbatas setelah naik tajam hingga US$ 500 dalam sehari,” ujar Ibrahim.

Ibrahim bilang, kenaikan harga juga disumbang oleh faktor domestik. Menurutnya, buruh PT Freeport Indonesia berencana melakukan demonstrasi besar-besaran selama satu bulan untuk menuntut perbaikan kesejahteraan. Adapun waktunya mulai November hingga Desember. Jika ini terjadi, harga nikel berpotensi melanjutkan penguatan.

Secara teknikal, bollinger band dan moving average berada 20% di atas bollinger tengah. Ini positif bagi harga nikel. Moving average convergence divergence (MACD) berada 60% di area negatif. Stochastic bergerak di level 75% dengan arah positif. Namun relative strength index (RSI) masih wait and see. Ibrahim memperkirakan harga nikel sepekan ke depan di kisaran US$ 15.790-US$ 15.970 per metrik.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat