Harga nikel masih berpeluang naik



JAKARTA. Harga nikel terpaksa menghentikan reli setelah empat hari. Mengutip Bloomberg, Kamis (26/2) pukul 12.20 WIB, harga nikel untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,3% ke level US$ 14.345 per metrik ton. Sedangkan dalam sepekan terakhir harga nikel masih melesat 3%.

Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan koreksi nikel yang terjadi hanya pergerakan pasar yang wajar. Minimnya data penunjang dan reli yang sudah cukup panjang membuat ada pergerakan teknikal yang mendorong pada koreksi.

“Sebenarnya pertumbuhan dan pergerakan komoditas masih belum banyak berubah secara fundamental,” papar Wahyu. Belum ada faktor utama yang mampu membuat penguatan bertahan lama.


Begitu pun Wahyu menilai peluang nikel untuk naik masih ada. Salah satunya jika rilis data inflasi AS Januari 2015 buruk seperti prediksi. Pasar menduga rilis data inflasi AS Januari 2015 turun menjadi minus 0,6% dari sebelumnya minus 0,4%.

“Itu akan memberikan tambahan tekanan pada index dollar AS yang sudah koreksi pasca pernyataan Janet Yellen,” kata Wahyu. Sebagai komoditas yang diperdagangkan dengan USD, maka pergerakan USD akan mempengaruhi harga nikel di pasar.

Wahyu menduga hari ini harga nikel bergulir di kisaran support US$ 14.220 per metrik ton dan resistance US$ 14.420 per metrik ton. “Sedangkan sepekan masih bisa naik di antara US$ 14.000 – US$ 14.600 per metrik ton,” ujarnya.

Apalagi keadaannya di pasar saat ini, pelaku pasar memang memasang perhatian penuh pada setiap keputusan dan kebijakan yang diambil oleh The Fed. Jika penundaan kenaikan suku bunga terus dilakukan The Fed maka hingga kuartal dua 2015 ini bisa saja nikel dan komoditas lainnya masih berpeluang untuk menguat.

Melihat keadaan fundamental saat ini Wahyu menilik pertumbuhan ekonomi masih belum berjalan kembali seperti normal. Pasar masih harus melihat rilis data manufaktur China pada Senin (2/3) mendatang. “Juga perlu melihat kelanjutan Eropa pasca damai sementara dengan Yunani serta efek dari stimulus yang dimulai bulan Maret,” katanya.

Dengan keadaan pasar yang masih fluktuatif, range harga nikel di semester satu bergerak cukup lebar. “Saya prediksi di semester satu antara US$ 13.700 – US$ 15.000 per metrik ton,” papar Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa