JAKARTA. Harga nikel masih bergerak dalam tren positif dan berpotensi menuju ke level US$ 20.000 per metrik ton pada sisa tahun ini. Kenaikan harga ditopang oleh larangan ekspor mineral mentah di Indonesia. Selain itu, hambatan pasokan nikel juga terjadi akibat konflik geopolitik di Ukraina. Mengutip Bloomberg, Selasa (12/8) pukul 16:26 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) sebesar US$ 18.660 per metrik ton, naik tipis 0,05% dibandingkan hari sebelumnya. Ini kenaikan harga tiga hari perdagangan secara berturut-turut. Analis komoditas PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, secara umum prospek harga nikel pada tahun ini masih bagus. Larangan ekspor mineral mentah di Indonesia mampu menghambat laju suplai nikelĀ dunia. Akibatnya harga nikel sepanjang tahun ini terkerek. "Kebijakan ini masih menjadi sentimen positif bagi nikel," kata Wahyu.
Harga nikel masih berpotensi naik
JAKARTA. Harga nikel masih bergerak dalam tren positif dan berpotensi menuju ke level US$ 20.000 per metrik ton pada sisa tahun ini. Kenaikan harga ditopang oleh larangan ekspor mineral mentah di Indonesia. Selain itu, hambatan pasokan nikel juga terjadi akibat konflik geopolitik di Ukraina. Mengutip Bloomberg, Selasa (12/8) pukul 16:26 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) sebesar US$ 18.660 per metrik ton, naik tipis 0,05% dibandingkan hari sebelumnya. Ini kenaikan harga tiga hari perdagangan secara berturut-turut. Analis komoditas PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, secara umum prospek harga nikel pada tahun ini masih bagus. Larangan ekspor mineral mentah di Indonesia mampu menghambat laju suplai nikelĀ dunia. Akibatnya harga nikel sepanjang tahun ini terkerek. "Kebijakan ini masih menjadi sentimen positif bagi nikel," kata Wahyu.