JAKARTA. Harga nikel mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak hampir dua bulan terakhir setelah adanya isu pemangkasan produksi. Potensi kenaikan suku bunga The Fed menjadi tantangan nikel tahun ini, namun prospeknya bisa lebih cerah di tahun 2016. Mengutip Bloomberg, Senin (7/12) pukul 10.46 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,72% dari penutupan akhir pekan lalu ke level US$ 9.045 per metrik ton. Pada sepekan lalu, harga nikel menanjak 2,3% atau angka kenaikan mingguan tertinggi sejak 9 Oktober. Naiknya harga nikel menyusul adanya laporan bahwa salah satu produsen nikel, Eramet SA akan memangkas produksi. Eramet berencana mengakhiri produksi nikel matte di New Caledonia lantaran rendahnya harga jual. Rencana ini mengikuti kesepakatan para produsen China untuk memangkas produksi nikel minimal 20% tahun depan.
Harga nikel melaju akibat isu pemangkasan produksi
JAKARTA. Harga nikel mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak hampir dua bulan terakhir setelah adanya isu pemangkasan produksi. Potensi kenaikan suku bunga The Fed menjadi tantangan nikel tahun ini, namun prospeknya bisa lebih cerah di tahun 2016. Mengutip Bloomberg, Senin (7/12) pukul 10.46 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,72% dari penutupan akhir pekan lalu ke level US$ 9.045 per metrik ton. Pada sepekan lalu, harga nikel menanjak 2,3% atau angka kenaikan mingguan tertinggi sejak 9 Oktober. Naiknya harga nikel menyusul adanya laporan bahwa salah satu produsen nikel, Eramet SA akan memangkas produksi. Eramet berencana mengakhiri produksi nikel matte di New Caledonia lantaran rendahnya harga jual. Rencana ini mengikuti kesepakatan para produsen China untuk memangkas produksi nikel minimal 20% tahun depan.