KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melambung ke level US$ 30.007 per ton pada awal Februari 2023, harga nikel dan produk turunannya terus melandai. Pada Senin (24/7) pukul 17.20 WIB, harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) bertengger di posisi US$ 20.849 per ton. Harga tersebut naik tipis 0,39% dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di level US$ 20.622 per ton.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap, menyebut, selain nikel, harga produk turunannya juga melemah.
Baca Juga: Harga Nikel dan Turunannya Terkoreksi, Begini Dampaknya pada MDKA, ANTM, dan NCKL Juan melihat, harga
nickel pig iron (NPI) dan harga kobalt di bursa Shanghai masing-masing turun 18,0%, dan 14,1% secara kuartalan. Juan mencermati, penurunan harga nikel dan produk turunannya disebabkan kombinasi dari melambatnya pemulihan ekonomi China. Kondisi ini memicu penurunan permintaan baja anti karat alias
stainless steel. Juan menilai, tren penurunan harga ini bakal menjadi sentimen negatif bagi kinerja emiten pertambangan nikel di Tanah Air.
Salah satunya adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk (
NCKL). Pendapatan NCKL diestimasi akan merosot pada kuartal kedua 2023.
Baca Juga: Prospek Harga Komoditas Logam Industri Tertekan Ekonomi China Penurunan harga nikel juga akan berdampak pada kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA).
Editor: Noverius Laoli