Harga Nikel Melonjak, Ifishdeco (IFSH) Cetak Pendapatan Rp 906,25 Miliar di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Ifishdeco Tbk (IFSH) cukup mengesankan di tahun 2021. Di mana, perusahaan sukses mencetak pendapatan sebesar Rp 906,25 miliar pada tahun lalu.

Jumlah tersebut melesat 128,52% secara year on year (yoy). Mengingat, realisasi tahun 2020 yang sebesar Rp 396,57 miliar.

Adapun, Ifishdeco sukses membukukan kenaikan laba bersih untuk tahun 2021. Laba bersih IFSH tercatat sebesar Rp 169,51 miliar atau meroket 430,82% yoy. Pada tahun 2020 lalu laba bersih IFSH mencapai Rp 31,93 miliar.


Direktur IFSH Muhammad Ishaq menjelaskan, salah satu penopang peningkatan kinerja keuangan pada tahun 2021 dikarenakan kenaikan harga komoditas bijih nikel.

Baca Juga: Ifishdeco (IFSH) Targetkan Penjualan 2,2 Juta Metrik Ton di 2022

Selain itu, kehadiran regulasi pemerintah terkait Harga Patokan Mineral (HPM) turut mendorong peningkatan pendapatan perusahaan.

"Realisasi implementasi aturan mengenai HPM di 2020 baru berlaku di Oktober 2020 sehingga para penambang bisa menikmati HPM di tiga bulan terakhir di 2020 tapi 2021 kami full mengikuti harga HPM itu," ujar Ishaq dalam Public Expose Virtual, Kamis (21/4).

Ishaq melanjutkan, dari sisi produksi dan penjualan pihaknya sejatinya mencatatkan realisasi yang lebih rendah ketimbang target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) 2021.

Asal tahu saja, IFSH menargetkan penjualan tahun 2021 dapat mencapai 2 juta metrik ton. Sementara itu, realisasinya tercatat sebesar 1,49 juta metrik ton atau setara 74,51% dari target.

 
IFSH Chart by TradingView

Ishaq menambahkan, pasca pelarangan ekspor bijih nikel oleh pemerintah, maka perusahaan berfokus untuk pemenuhan pasar domestik. Selain itu, IFSH juga berupaya untuk memanfaatkan cadangan secara optimal.

Untuk tahun 2022, perusahaan menargetkan peningkatan penjualan sebesar 10%. Penjualan bijih nikel diharapkan mencapai 2,2 juta metrik ton. Dari jumlah tersebut, pendapatan perusahaan diharapkan terdongkrak menjadi Rp 1,2 triliun pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari