Harga nikel melonjak setelah Indonesia melaporkan kasus perdana virus corona



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga nikel berhasil melonjak dari posisi terendahnya di tengah kekhawatiran atas pasokan setelah Indonesia melaporkan kasus virus corona pertamanya.

Mengutip Reuters, Senin (2/3) pukul 15.00 WIB, harga nikel kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange melonjak 3,5% menjadi US$ 12.685 per metrik ton. 

Posisi ini rebound dari penutupan Jumat (28/2) yang ada di level US$ 12.255 per metrik ton. Ini juga menjadi posisi terendah nikel dalam delapan bulan.


Baca Juga: Bulan depan, Pemerintah terbitkan aturan harga dan tata niaga nikel domestik

Baca Juga: Satu per satu orang yang kontak dengan 2 WNI positif corona akan dihubungi pemerintah

Penguatan nikel terjadi setelah pelaku pasar khawatir terhadap pasokan bijih setelah Indonesia, yang merupakan produsen utama bijih nikel melaporkan kasus virus corona perdananya pada siang ini.

Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan, terdapat dua WNI yang telah dites positif virus corona. Salah satu dari pasien tersebut diketahui sempat berhubungan dengan seorang warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia yang juga telah dinyatakan terinfeksi corona di Negeri Jiran. 

"Jika situasinya di luar kendali (penyebaran corona di Indonesia) maka produksi bijih nikel dan besi kasar nikel akan berkurang," kata seorang analis nikel kepada Reuters.

Indonesia sendiri berencana memulai patokan harga dasar nikel pada bulan ini. Selain itu, bank sentral dan pemerintah diharapkan segera meluncurkan sejumlah langkah-langkah stimulus untuk meredam kejatuhan ekonomi dari virus yang menyebar cukup cepat ini.

"Harga nikel turun terlalu banyak dalam dua minggu terakhir, dibandingkan dengan logam tidak mulia lainnya. Berita baik apa pun dapat mendorong harga," kata seorang pedagang nikel kepada Reuters. 

Baca Juga: Corona belum reda, komoditas logam industri lepas dulu

Baca Juga: Dua warganya positif corona, Wali Kota Depok: Lebih dari 50 warga terindikasi corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari