KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya harga nikel pada Oktober tahun ini dengan harga US$ 11.675 per ton, tak membuat tiga perusahaan smelter nikel kembali beroperasi. Ketiganya, PT Indoferro dan PT Bintang Timur Steel di Cilegon, serta PT Cahaya Modern Metal. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat tidak beroperasinya ketiga smelter perusahaan tersebut dipengaruhi oleh harga bahan baku yakni kokas. Sementara harga nikel pada Juli 2017 lalu jatuh ke level US$ 9.000 per ton. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja sama, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebutkan, harga kokas, salah satu komponen utama pengolahan dan pemurnian nikel, naik menjadi US$ 300 per ton dari sebelumnya US$ 100 per ton.
Harga nikel naik, 3 smelter tetap tertidur
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya harga nikel pada Oktober tahun ini dengan harga US$ 11.675 per ton, tak membuat tiga perusahaan smelter nikel kembali beroperasi. Ketiganya, PT Indoferro dan PT Bintang Timur Steel di Cilegon, serta PT Cahaya Modern Metal. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat tidak beroperasinya ketiga smelter perusahaan tersebut dipengaruhi oleh harga bahan baku yakni kokas. Sementara harga nikel pada Juli 2017 lalu jatuh ke level US$ 9.000 per ton. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja sama, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebutkan, harga kokas, salah satu komponen utama pengolahan dan pemurnian nikel, naik menjadi US$ 300 per ton dari sebelumnya US$ 100 per ton.