Harga Nikel Naik, Begini Strategi Trimegah Bangun Persada (NCKL) Manfaatkan Peluang7



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja pada kuartal I-2024. Di tengah lonjakan komoditas nikel, NCKL bakal berupaya maksimal kinerja. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, NCKL memperoleh pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 6,03 triliun. Ini melesat 26,06% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 4,78 triliun. 

Seiring peningkatan pendapatan, beban pokok penjualan NCKL juga meningkat 37,17% YoY menjadi Rp 4,41 triliun di kuartal I-2024. Pada periode yang sama, NCKL mencapai Rp 3,21 triliun. 


Namun capaian itu harus tertekan karena biaya keuangan bersih yang membengkak 151,99% secara tahunan dari Rp 88,40 miliar per Maret 2023 menjadi Rp 222,77 miliar per Maret 2024. 

Baca Juga: Trimegah Bangun Persada (NCKL) Catat Kenaikan Pendapatan 26% pada Kuartal I-2024

Dari sisi bottom line, NCKL mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1 triliun. Laba bersih NCKL melorot 26,82% secara tahunan menjadi Rp 1,36 triliun. 

Kendati begitu, emiten pertambangan nikel terafiliasi Grup Harita digadang-gadang bakal mendapatkan angin segar dari kenaikan lonjakan harga nikel dan akan berimbas positif bagi kinerja NCKL. 

Melansir data Trading Economics, harga nikel berada di level US$ 18.650 per ton pada pukul 18:31 WIB. Adapun dalam sebulan terakhir harga nikel sudah menguat 8,74%.  

Baca Juga: Trimegah Bangun Persada (NCKL) Catat Peningkatan Produksi 38% pada Kuartal I-2024

Head of Investor Relations Trimegah Bangun Persada Lukito Gozali menyampaikan untuk memanfaatkan peluang yang ada, NCKL tetap fokus dengan proyek  yang tengah berjalan dan prospektif. 

"Seperti proyek fasilitas pemurnian ONC atau Obi Nickel Cobalt yang diharapkan mulai beroperasi di 2024," kata dia kepada Kontan.co.id belum lama ini. 

Lukito menjelaskan, fasilitas pemurnian tersebut akan menghasilkan produk berupa mixed hydroxide precipitate (MHP), sebagai bahan baku baterai bagi kendaraan listrik. ONC akan menjadi smelter HPAL kedua Harita Nickel. 

Selain itu, NCKL juga akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan praktik operasional yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Blue Chip Saat Kinerja LQ45 Tergelincir

"Dengan pendekatan ini, kami yakin pada pengembangan sumber daya manusia dan praktik operasional yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang di masa depan," ucap Lukito. 

Untuk 2024, NCKL memasang target untuk memproduksi sebanyak 120.000 ton kandungan nikel dalam feronikel, yang akan dicapai melalui smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang telah beroperasi. 

Yakni, Megah Surya Pertiwi (MSP) dengan kapasitas terpasang 25.000 ton kandungan nikel dalam feronikel dan Halmahera Jaya Feronikel (HJF) dengan kapasitas terpasang 95.000 ton kandungan nikel dalam feronikel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati