Harga nikel naik karena pemangkasan produksi



Jakarta. Sentimen positif di pasar menjadi dukungan baik naiknya harga nikel.

Meski kenaikan ini diduga hanya dalam rentang yang terbatas.

Mengutip Bloomberg, Kamis (25/2) pukul 10.47 am Shanghai harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,79% ke level US$ 8.588 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.


Harga ini pun sudah melambung 2,89% dalam sepekan terakhir.

Penuturan Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka penguatan harga nikel memang terdukung koreksi yang dialami oleh index USD.

Ini menyusul sajian indikator ekonomi AS yang tidak memuaskan.

Sebut saja data penjualan rumah baru di Amerika Serikat Januari 2016 merosot dari 544.000 menjadi 494.000.

Serta data flash PMI jasa juga turun dari 53,2 ke 49,8.

Belum lagi keputusan China untuk menurunkan fixing rate yuan dan pemangkasan suku bunga kemarin turut mendorong harga.

“Membuat pasar berspekulasi China mulai membenahi perekonomiannya dan bisa jadi sinyal pertumbuhan ekonomi di masa datang,” tutur Ibrahim.

Sehingga secara fundamental ekonomi global, ada dukungan bagi harga nikel untuk terus menanjak.

Belum lagi adanya rencana dari salah satu produsen logam industri terbesar, South32 Ltd untuk memangkas total pekerja tambangnya sebesar 1.750 orang.

Itu termasuk pada pekerja tambang nikel di Kolombia yang tentunya berimbas pada penurunan jumlah produksi.

“Ini karena meruginya para produsen. PHK karyawan biasanya diikuti oleh pemotongan produksi,” kata Ibrahim.

Memang hal tersebut juga disampaikan oleh South32 Ltd.

Hanya saja belum ada detail berapa besaran produksi yang akan dipangkas.

Tentunya pemangkasan produksi yang akan dilakukan South32 ini cukup menopang harga karena berbarengan dengan rencana yang sama dari BHP Billiton dan Glencore Plc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto