JAKARTA. Pasca menyentuh level terendah pada akhir pekan lalu, kini harga nikel mulai beranjak naik. Rupanya pasar sudah tak lagi khawatir akan potensi peningkatan produksi akibat relaksasi kebijakan ekspor di Indonesia. Rencana, pemerintah Filipina untuk memberi kepastian akan audit pertambangannya dalam waktu dekat, justru berhasil kembali melambungkan harga. Mengutip Bloomberg, Senin (30/1), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup naik 2,16% ke level US$ 9.680 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan, penguatan harga nikel kali ini sangat dipengaruhi sentimen Filipina. Negeri penghasil nikel itu sudah merencanakan untuk merilis hasil audit pertambangan di negaranya pada 2 Februari nanti. Sebagian besar perusahaan diperkirakan sulit untuk lolos, bahkan bisa jadi akan ditutup sementara.
Harga nikel terdongkrak kebijakan di Filipina
JAKARTA. Pasca menyentuh level terendah pada akhir pekan lalu, kini harga nikel mulai beranjak naik. Rupanya pasar sudah tak lagi khawatir akan potensi peningkatan produksi akibat relaksasi kebijakan ekspor di Indonesia. Rencana, pemerintah Filipina untuk memberi kepastian akan audit pertambangannya dalam waktu dekat, justru berhasil kembali melambungkan harga. Mengutip Bloomberg, Senin (30/1), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup naik 2,16% ke level US$ 9.680 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan, penguatan harga nikel kali ini sangat dipengaruhi sentimen Filipina. Negeri penghasil nikel itu sudah merencanakan untuk merilis hasil audit pertambangan di negaranya pada 2 Februari nanti. Sebagian besar perusahaan diperkirakan sulit untuk lolos, bahkan bisa jadi akan ditutup sementara.