Harga obligasi global bisa naik



JAKARTA. Pasokan obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau global bond yang bertambah, bisa menjadi salah satu alternatif investasi bagi investor ritel. Setidaknya, ada tiga global bond yang baru-baru ini telah ditawarkan.

Diantaranya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menerbitkan senior unsecured bonds senilai US$ 500 juta. Instrumen yang terbit 28 Maret 2013 itu bertenor lima tahun dan ditawarkan dengan kupon 2,95%. Selama masa penawaran, global bond ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubcribes mencapai 5,3 kali.

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) juga merilis global bond senilai US$ 235 juta dengan tenor tujuh tahun dan kupon 6,95%. Surat utang ini diterbitkan ASRI melalui anak usahanya di Singapura, Alam Synergy Pte. Ltd.


Tak mau ketinggalan, TBG Global Pte. Ltd, anak usaha PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) juga menawarkan kupon 4,625% untuk penerbitan global bond senilai US$ 300 juta. Instrumen tersebut diterbitkan dengan tenor lima tahun

Head of Fixed Income BCA Sekuritas, Herdi Ranu Wibowo menduga, global bond milik ASRI dan TBIG berpotensi mengalami kenaikan harga dibandingkan BBRI. Kupon BBRI yang relatif kecil dibanding yang lain, membuat harga di pasar sekunder sulit terangkat. "Tapi, global bond BBRI tetap berpotensi mengalami kenaikan tapi terbatas," kata Herdi.

Meski menyasar investor institusi, global bond korporasi ini sebetulnya bisa juga menjadi sarana investasi alternatif bagi investor ritel.

Peluang harga naik

Jika berminat, investor ritel bisa membeli di pasar sekunder. Analis obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra bilang, investor bisa membeli lewat perusahaan sekuritas atau layanan wealth management perbankan di dalam negeri yang melayani transaksi jual beli global bond.

"Berdasarkan hasil dari bookbuilding, rata-rata mendapatkan respon positif dari investor sehingga masih ada peluang kenaikan harga di pasar sekunder bagi investor ritel," kata Made.

Namun, Herdi bilang, kenaikan harga di pasar sekunder sangat terbatas karena investor lebih memilih masuk ke pasar perdana dengan harga diskon.Analis Bond Research Institute (BondRI), Wardatul Adawiyah mengatakan, global bond masih menarik jika dibanding deposito dollar pada tenor yang sama.

Nah, kalau berminat, investor bisa formulir di perusahaan sekuritas atau perbankan yang melayani pembelian global bond, lalu bank kustodian akan mengeluarkan settlement. Untuk transaksi di pasar reguler, biaya transaksi dengan nominal investasi hingga Rp 500 juta akan dikenakan biaya Rp 20.000 per transaksi.

Biaya transaksi dengan nominal investasi antara Rp 500 juta-Rp 10 miliar dikenakan biaya 0,005% per transaksi. Adapun biaya transaksi dengan investasi di atas Rp 10 miliar dikenakan fee sebesar 0,00375% per transaksi.

Di pasar negosiasi, biaya transaksi dengan investasi hingga Rp 500 juta sebesar Rp 35.000. Biaya transaksi dengan investasi Rp 500 juta-Rp 10 miliar dikenakan fee sebesar 0,0075% per transaksi.

Sementara, biaya transaksi dengan nilai di atas Rp 10 miliar dikenakan fee 0,005% per transaksi. Itu belum termasuk biaya komisi maksimal 1% dari nominal investasi.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini