JAKARTA. Dalam dua hari terakhir, harga obligasi pemerintah terkoreksi dari posisi tertingginya. Acuan harga obligasi pemerintah, Indeks Dealer Market Association (IDMA), Selasa (14/2), terhenti di posisi 116,17 dari sebelumnya di 116,31.Beberapa seri benchmark surat utang negara (SUN) juga ikut terkoreksi cukup besar. Salah satunya yakni seri FR0061 bertenor 10 tahun yang pada periode yang sama berada di posisi 114,59 atau turun 63 basis poin (bps) dari hari sebelumnya.Pengamat pasar obligasi Imam MS, menilai, koreksi harga obligasi ini adalah murni karena harga yang sudah tinggi setelah reli selama dua minggu terakhir."Harga obligasi sudah melaju dengan begitu cepatnya sehingga adalah hal yang wajar jika investor mulai mengambil untung dan memposisikan harga di kondisi wajar," kata Imam.Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada, memperhatikan, pada perdagangan kemarin (13/2), kenaikan yield terbanyak secara rata-rata, terjadi di SUN bertenor menengah dengan naik 4,88 basis poin (bps).Imam melihat, investor sedang mengambil aksi untuk cenderung memperpendek durasi investasi. "Sepertinya investor banyak yang menjual SUN tenor menengah dan tenor jangka panjangnya dengan beralih membeli SUN tenor pendek," tutur Imam. Hal ini terlihat dari yield rata-rata SUN tenor pendek yang hanya naik 1,62 bps, sampai penutupan perdagangan Senin (13/2).Menurut Imam, aksi memperpendek durasi ini dalam rangka untuk menghindari risiko penurunan harga obligasi yang signifikan di kuartal II nanti. SUN tenor panjang memiliki sifat bergerak fluktuatif. Maka jika ada koreksi, bisa terkoreksi paling dalam.Reza dan Imam memprediksi, harga obligasi akan kembali naik lagi. Adanya lelang Sukuk yang berlangsung hari ini berkemungkinan mengangkat harga obligasi pemerintah walaupun kenaikannya tidak signifikan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga obligasi pemerintah berpotensi naik lagi
JAKARTA. Dalam dua hari terakhir, harga obligasi pemerintah terkoreksi dari posisi tertingginya. Acuan harga obligasi pemerintah, Indeks Dealer Market Association (IDMA), Selasa (14/2), terhenti di posisi 116,17 dari sebelumnya di 116,31.Beberapa seri benchmark surat utang negara (SUN) juga ikut terkoreksi cukup besar. Salah satunya yakni seri FR0061 bertenor 10 tahun yang pada periode yang sama berada di posisi 114,59 atau turun 63 basis poin (bps) dari hari sebelumnya.Pengamat pasar obligasi Imam MS, menilai, koreksi harga obligasi ini adalah murni karena harga yang sudah tinggi setelah reli selama dua minggu terakhir."Harga obligasi sudah melaju dengan begitu cepatnya sehingga adalah hal yang wajar jika investor mulai mengambil untung dan memposisikan harga di kondisi wajar," kata Imam.Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada, memperhatikan, pada perdagangan kemarin (13/2), kenaikan yield terbanyak secara rata-rata, terjadi di SUN bertenor menengah dengan naik 4,88 basis poin (bps).Imam melihat, investor sedang mengambil aksi untuk cenderung memperpendek durasi investasi. "Sepertinya investor banyak yang menjual SUN tenor menengah dan tenor jangka panjangnya dengan beralih membeli SUN tenor pendek," tutur Imam. Hal ini terlihat dari yield rata-rata SUN tenor pendek yang hanya naik 1,62 bps, sampai penutupan perdagangan Senin (13/2).Menurut Imam, aksi memperpendek durasi ini dalam rangka untuk menghindari risiko penurunan harga obligasi yang signifikan di kuartal II nanti. SUN tenor panjang memiliki sifat bergerak fluktuatif. Maka jika ada koreksi, bisa terkoreksi paling dalam.Reza dan Imam memprediksi, harga obligasi akan kembali naik lagi. Adanya lelang Sukuk yang berlangsung hari ini berkemungkinan mengangkat harga obligasi pemerintah walaupun kenaikannya tidak signifikan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News