JAKARTA. Industri pengolahan perikanan mempersoalkan tingginya harga pakan ikan di dalam negeri. Pasalnya, harga pakan yang merangsek ini membikin industri perikanan budidaya dalam negeri menjadi tidak kompetitif. “Perbedaan harga pakan ikan dalam negeri dibandingkan dengan China itu bisa 30%,” kata Harry Lukmito, Dewan Pengawas, Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) di Jakarta, Senin (9/8).Harry menyebutkan, kondisi perikanan di dalam negeri tertekan akibat ongkos produksi yang tinggi. Bahkan, dibandingkan dengan China, ongkos produksi perikanan dalam negeri masih lebih mahal. Hitung punya hitung, pakan mencuil 65% dari total biaya produksi budidaya. Itu sebabnya, budidaya perikanan tidak banyak dilirik. “Jika harga pakan ini turun, produksi perikanan tentu akan mengalami kenaikan karena banyak pelakunya,” jelasnya.Industri hilir terimbasTingginya harga pakan ikan nyatanya tak hanya membuat industri perikanan budidaya harus merogoh kocek lebih dalam. Tengok saja industri hilir perikanan. Harga pakan yang tinggi membikin ongkos produksi udang dan perikanan juga ikut terkerek mumbul. Alhasil, industri perikanan dan udang juga tidak bisa berkembang.“Jika harga kompetitif, maka industri akan membeli ikan dari nelayan dan pembudidaya itu,” kata Thomas Darmawan, Ketua Umum AP5I.Menurut Thomas, pemerintah sebaiknya mengambil kebijakan untuk menyusutkan harga pakan. Kebijakan ini untuk bukan hanya berupa penurunan bea masuk, tetapi juga pengembangan industri di dalam negeri. “Bila pemerintah ingin menaikan produksi, maka harus diiringi dengan penyediaan pakan yang murah,” tegas Thomas.Perlu diketahui, harga pakan di sejumlah daerah saat ini bisa mencapai Rp 8.000 per kg dan hanya beberapa daerah saja harga pakan dijual Rp 6.000 per kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga Pakan Gebuk Industri Pengolahan Perikanan
JAKARTA. Industri pengolahan perikanan mempersoalkan tingginya harga pakan ikan di dalam negeri. Pasalnya, harga pakan yang merangsek ini membikin industri perikanan budidaya dalam negeri menjadi tidak kompetitif. “Perbedaan harga pakan ikan dalam negeri dibandingkan dengan China itu bisa 30%,” kata Harry Lukmito, Dewan Pengawas, Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) di Jakarta, Senin (9/8).Harry menyebutkan, kondisi perikanan di dalam negeri tertekan akibat ongkos produksi yang tinggi. Bahkan, dibandingkan dengan China, ongkos produksi perikanan dalam negeri masih lebih mahal. Hitung punya hitung, pakan mencuil 65% dari total biaya produksi budidaya. Itu sebabnya, budidaya perikanan tidak banyak dilirik. “Jika harga pakan ini turun, produksi perikanan tentu akan mengalami kenaikan karena banyak pelakunya,” jelasnya.Industri hilir terimbasTingginya harga pakan ikan nyatanya tak hanya membuat industri perikanan budidaya harus merogoh kocek lebih dalam. Tengok saja industri hilir perikanan. Harga pakan yang tinggi membikin ongkos produksi udang dan perikanan juga ikut terkerek mumbul. Alhasil, industri perikanan dan udang juga tidak bisa berkembang.“Jika harga kompetitif, maka industri akan membeli ikan dari nelayan dan pembudidaya itu,” kata Thomas Darmawan, Ketua Umum AP5I.Menurut Thomas, pemerintah sebaiknya mengambil kebijakan untuk menyusutkan harga pakan. Kebijakan ini untuk bukan hanya berupa penurunan bea masuk, tetapi juga pengembangan industri di dalam negeri. “Bila pemerintah ingin menaikan produksi, maka harus diiringi dengan penyediaan pakan yang murah,” tegas Thomas.Perlu diketahui, harga pakan di sejumlah daerah saat ini bisa mencapai Rp 8.000 per kg dan hanya beberapa daerah saja harga pakan dijual Rp 6.000 per kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News