Harga paladium & platinum terjegal aksi teknikal



Jakarta. Setelah melambung signifikan harga paladium dan platinum tergores koreksi akibat aksi profit taking yang dilakukan oleh pelaku pasar. Meski demikian, analis menduga hingga akhir pekan kans harga untuk pertahankan tren bullish masih terjaga.

Mengutip Bloomberg, Kamis (11/8) pukul 15.45 WIB harga paladium kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,14% di level US$ 725,35 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga paladium berhasil terbang 2,74%.

Sementara harga platinum kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,24% di level US$ 1.180,20 per ons troi dan sepekan sudah naik 1,30%.


Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengatakan faktor utama yang menjadi beban koreksi tipis ini datang dari aksi teknikal pelaku pasar. Setelah sehari sebelumnya harga paladium dan platinum menyentuh level tertingginya sejak Maret 2015 lalu.

Timbul momentum bagi pelaku pasar untuk mengambil keuntungan di saat harga terbang tinggi. “Ditambah lagi dengan koreksi harga emas dunia menyebabkan tekanan bagi komoditas logam mulia lainnya,” ujar Andri.

Selain juga pasar sedang mengantisipasi setiap data ekonomi AS yang akan rilis untuk menyoroti kebijakan yang akan diambil The Fed pada pertemuan FOMC September 2016 mendatang.

Walau demikian, Andri menilai koreksi ini sifatnya hanya sementara. Karena kalau berkaca dari sisi fundamental justru positif dan berpihak pada harga paladium. Terbaru laporan kenaikan penjualan kendaraan bermotor di China jadi pendukung utama. Diketahui platinum dan paladium merupakan komoditas yang menjadi bahan baku perakitan kendaraan bermotor. Data positif ini jelas sinyal kuat bagi harga.

Per Juli 2016 dari laporan China Passenger Car Association penjualan kendaraan bermotor di China naik ke level tertingginya dalam 17 bulan terakhir dengan lonjakan 23% menjadi 1,6 juta unit dibanding bulan sebelumnya. Tidak hanya penjualan yang tinggi tapi juga pengiriman mobil di China juga naik menjadi 12,4 juta unit menjadi yang tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

“Ada juga sentimen dari belum ditemukannya kesepakatan antara tenaga kerja tambang dan perusahaan masalah upah di Afrika Selatan,” tambah Andri.

Hal itu berpotensi mengganggu produksi dan bisa menjadi penopang laju harga di saat permintaan tengah memuncak seperti saat ini. Maka diduga hingga akhir pekan kans harga naik tetap terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto