Harga pangan kembali mendaki



JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diperkirakan kembali mengerek harga bahan pangan. Meski sejak akhir Oktober lalu, harga beberapa bahan pangan sudah menunjukan kenaikan signifikan. 

Kenaikan harga pangan  akibat kenaikan BBM diperkirakan akan kembali terjadi pada sepekan ke depan. Sejumlah pedagang kini sudah berancang-ancang menaikkan harga lantaran ongkos transportasi naik. 

Menurut pedagang sayuran di pasar Kebayoran Lama, Nur Khoiriah,  kenaikan harga pangan sudah dilakukan sebelum harga BBM naik. 


Salah satu adalah cabai merah keriting dari sebelumnya di kisaran Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram, sejak awal bulan November dibandrol Rp 70.000 per kg. 

"Tapi minggu depan bisa-bisa harga sekilo mencapai Rp 100.000 per kg," ujarnya, Selasa (18/11). Selain efek kemarau, kenaikan harga cabai lantaran biaya transportasi yang naik. 

Di Pasar Minggu, kenaikan harga pangan terutama sayuran, termasuk cabai sudah naik sejak dua minggu lalu. Yati, pedagang sayuran di Pasar Minggu menuturkan kenaikan harga membuat pasar sepi karena pembeli berkurang. Dikhawatirkan, ini akan terjadi dalam beberapa pekan.

Peningkatan harga juga terjadi pada ayam boiler. Terakhir BBM naik, harga ayam ikut terkerek antara 20%-30% dari harga normal. Menurut penjual ayam di Pasar Kebayoran Lama Sri

Wahyuni,  harga ayam ini sudah dirasakan naik dalam 10 hari terakhir.Saat ini harga ayam boiler mencapai Rp 35.000 dari sebelumnya Rp 30.000.

Berbeda dengan harga cabai yang pedas serta harga ayam yang kembali terbang, harga minyak goreng, beras, gula pasar masih normal. Diperkirakan harga masih akan bertahan dalam waktu seminggu kedepan. 

Pedagang sembako beralasan, kenaikan harga tak terjadi karena mereka menghabiskan stok yang ada. "Biasanya untuk telur harga lebih dipengaruhi masalah stok bukan kenaikan BBM," ujar Temuji, pedagang di Pasar Minggu.

Harga beras saat ini tergolong stabil karena harga sebelumnya naik. Bahkan pedagang beras di Pasar Minggu mengaku belum menaikan harga karena saat ini menjual stok beras yang lama. Harga jual sekarang, beras IR 64 dibanderol Rp 6.500 per kg-Rp 7.000 per kg. 

Merujuk kenaikan harga BBM Juni 2013, kenaikan harga pangan umumnya tersundut naik  dua kali lipat pasca kenaikan harga BBM.  

Dampak inflasi

Kenaikan harga pangan sebenarnya dapat diantisipasi pemerintah dengan menjaga stok bahan pangan. Sehingga harganya tidak naik signifikan. Sayang, beberapa komoditas pangan mengalami gangguan produksi sebelum kenaikan harga BBM yang menyebabkan harganya sudah melambung terlebih dahulu.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih menyebutkan kenaikan harga bahan pangan biasanya terjadi dalam waktu dua bulan setelah pengumuman BBM. "Perkiraannya harga pangan naik di kisaran 10%-15%," ujarnya.

Kekhawatiran kenaikan pangan kali ini lebih pada pengaruhnya ke inflasi. Pada indeks harga konsumen (IHK) bahan pangan kontribusinya cukup tinggi sekitar 20%. Nah untuk kenaikan harga BBM yang sebesar 30%, Lana memperdiksi ada tambahan inflasi sebesar 2,7%. "Kontribusi pangan terhadap inflasi 2,7% tadi mencapai 40%," kata Lana.

Hal yang sama diungkapakan Ekonom Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Doddy Arifianto. Pemerintah harus tetap menjaga stok pangan dan distribusinya agar sampai ke pedagang dan tidak membuat harga pangan naik terlampau tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto