KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri memperkirakan, harga bahan pangan pada bulan ramadhan tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, saat ini harga bahan pangan sudah mulai menunjukkan kenaikan meski belum memasuki bulan puasa. “Kalau tahun lalu aman. Tahun ini kenaikan mungkin 15% - 20%. Sekarang ini belum ada peningkatan permintaan saja, sudah naik 20%,” ujar Abdullah kepada Kontan.co.id, Senin (7/5). Menurut Abdullah, harga beberapa bahan pangan masih tergolong tinggi, bahkan ada benerapa bahan pangan yang sudah menunjukkan kenaikan sejak seminggu terakhir.
Abdullah mengaku, harga beras saat tergolong tingggi tetapi masih relatif aman. Dia bilang, Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras sulit ditetapkan di pasar tradisional mengingat banyaknya jenis beras yang dijual. “Di pasar itu ada banyak jenis. Ada ramos, muncul, sentra 1. Inii realtif tidka bisa diukur medium atau premium. Untuk IR 1 misalnya Rp 11.700 per kg, IR 3 Rp 9.500 per kg, IR 2 atau ramos Rp 10.700 per kg, dan beras pera atau IR 42 Rp 12.400,” tambah Abdullah. Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Pasar Bendungan Hilir, harga beras masih ditentukan jenis berasnya. Harga beras pandan wangi misalnya sekitar Rp 13.000 per kg, sementara beras cianjur kepala Rp 11.000 per kg, dan beras kepla Cianjur Rp 10.000 per kg. “Sekarang harganya masih stabil,” ujar Buyung salah satu pedagang beras di pasar Bendungan Hilir. Sementara, salah satu pedagang beras di Pasar Palmerah mengaku terjadi kenaikan hrga Rp 200 per kg dalam beberapa hari terakhir. Namun menurutnya harga beras masih sekitar Rp 8.800 untuk beras jenis medium dan Rp 10.700 untuk beras premium. “Jenis beras macam-macam, untuk yn di bawah Rp 10.000 masih beras medium dan yang di atas premium,” ujarnya. Untuk harga cabai, sudah menunjukkan penurunan. Di kedua psar tersebut harga cabai merah berkisar Rp 30.000 - 35.000, cabai hijau berkisar Rp 22.000 - Rp 30.000 per kg, sementara cabai rawit merah sekitar Rp 35.000 - Rp 40.000 per kg, dan cabai rawit hijau sekitar Rp 35.000 - Rp 40.000 per kg. Harga bawang merah berkisar Rp 33.000 per jg dan bawang putih sekitar Rp 32.000 - Rp 35.000 per kg. Harga daging sapi pun masih stabil. Harga daging sapi untuk paha belakang sekitar Rp 120.000 per kg, sementara untuk dagingb has dalam berkisar Rp 140.000 per kg. Sementara harga minyak goreng curah berkisar Rp 12.000 - Rp 13.000 per kg. Berbeda dengan harga daging sapi, harga telur dan daging ayam potong justru menunjukkan kenaikan dalam seminggu terakhir. Harga ayam di pasar palmerah berkisar Rp 40.000 per kg, dari sebelumnya Rp 34.000 per kg sementara harga telur di pasar ini berkisar Rp 26.000 per kg dari sebelumnya Rp 24.000 per kg.
Di pasar bendungan hilir, harga daging ayam Rp 28.000 per kg dimana 1 ekor rata-rata 700 - 800 gram dimana sebelumnya 24.000 per kg. Sementara harga telur berkisar Rp 28.000 dari sebelumnya Rp 26.000 per kg. Menurut Abdullah, pemerintah akan sulit mengatur harga komoditas pangan. “Itu kan dari petani bukan dari pemerintah, kecuali pemerintah punya stok. Sementara tidak mungkin petani menjual rugi,” ujar Abdullah. Namun, untuk menjaga harga ini pemerintah harus memastikan terlebih dulu produksi pangan aman, dimana wilayah produksi, sebaran, dan asumsi permintaannya diamankan. Distribusi pangan ini juga harus dipantau. Lalu, penerintah pun harus melakukan komunikasi dengan para pelaku usah. “Pemerintah harus sering melakukan komunikasi dengan berbagai pihak khususnya petani dan pedagang,” kata Abdullah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia