JAKARTA. Kenaikan sejumlah harga komoditas pangan masih terjadi di pada bulan Mei ini. Tak ayal, kondisi ini berdampak pada lonjakan laju inflasi di bulan Mei 2013. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, tingkat inflasi sepanjang bulan Mei 2013 akan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan April lalu memang terjadi deflasi ditingkat 0,1%. Kepala BPS, Suryamin Rabu 29/5) malam bilang, gejala inflasi lebih tinggi di bulan Mei terlihat dari kecenderungan harga-harga pangan yang lebih tinggi. Selain itu, menurut Suryamin kemungkinan lonjakan inflasi lantaran rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang masih belum jelas. Apalagi, bulan Mei ini merupakan saat-saat mendekati bulan puasa.
Kondisi menjelang kenaikan harga BBM maupun menjelang bulan Ramadhan ada kecenderungan harga naik makin besar. "Kenaikan harga pangan yang lebih tinggi, begitu juga harga daging yang belum mengalami penurunan, menjadi faktor yang mungkin membuat inflasi Mei lebih tinggi," ujar Suryamin kemarin, Rabu (29/5). Perkiraan BPS itu diamini oleh Ekonom Bank BCA, David Sumual. Ia membuat proyeksi inflasi di bulan Mei bisa mencapai 0,2%, dengan inflasi year on year bulan Mei di level 5,7%. Adapun faktor pendorong inflasi terbesar berasal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kondisi ini menyebabkan lonjakan harga barang impor. Ditambah lagi harga-harga produk hortikultura juga cenderung naik. "Ini momentum paling penting buat Pemerintah menaikan harga, sebelum memasuki masa bulan Puasa," jelasnya. David khawatir pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera Perubahan 2013 di DPR RI yang berlarut-larut semakin menambah kekhawatiran pasar. Kondisi ini bisa berdampak pada melambungnya harga, dan bisa menambah tekanan bagi nilai tukar rupiah. Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan mencatat selama Mei 2013 harga pangan yang mulai melonjak. Misalnya saja, harga daging ayam yang per 1 Mei tercatat Rp 25.079 per kilogram. Nah, per 30 Mei kemarin tercatat ada kenaikan menjadi Rp 26.166 per kilogram. Begitu juga dengan harga cabe merah yang naik cukup tinggi. Pada awal Mei, harga cabe merah hanya Rp 25.445 per kilogram. Namun pada 31 Mei, naik menjadi Rp 32.844 per kg (lihat tabel). Kenaikan harga ini diperkirakan akan terus terjadi menjelang musim bulan puasa. BI berharap deflasi Meski beberapa fakta menunjukkan terjadi kenaikan harga di bulan Mei, Bank Indonesia punya perhitungan lain. Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono memperkirakan peluang deflasi masih terbuka. Namun Hartadi menyadari pin jika terjadi deflasi pada Mei ini, tidak akan sebesar bulan lalu. Seperti kita ketahui, pada April lalu terjadi deflasi sebesar 0,1%. "Kami perkirakan Mei ini deflasi 0,05% sampai ke 0, tapi bukan inflasi," jelasnya kepada KONTAN Rabu (30/5).
Menurut dia, beberapa harga komoditas pangan sudah kembali ke posisi awal. Seperti harga bawang putih dan bawang merah yang sudah turun jauh dibandingkan saat adanya pengetatan impor hortikultura dua bulan lalu. Sementara untuk harga daging sudah turun sedikit. Dengan optimisme bakal terjadi deflasi di bulan Mei, BI memprediksi secara year on year tingkat inflasi pada Mei 2013 akan ada di kisaran 5,4%. Angka ini pun sudah turun, karena April lalu angka inflasi tahunan mencapai 5,57%. Ke depan pada Juni mendatang ada beberapa faktor pemicu inflasi. Mulai dari memasuki musim libur sekolah, dan musim pembayaran uang sekolah, lalu rencana kenaikan harga BBM juga pelaksanaan bulan puasa dan lebaran. Asep Munazat Zatnika, Anna Suci Perwitasari Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie