Harga Pelat Baja Turun, Industri Kapal Tersenyum



JAKARTA. Pengusaha galangan kapal tampaknya boleh sedikit tersenyum. Harga pelat baja di pasar lokal maupun impor mengalami penurunan sejak Juni lalu. Bahkan dalam dua bulan belakangan, harganya cenderung stabil. Tentunya, hal ini membuat industri kapal bisa bernafas sedikit lega.

Wing Wiryawan, Sekretaris Jenderal Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) mengungkapkan, harga pelat baja untuk kapal selama Juli hingga Agustus ini cenderung stabil di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kg. Namun, harga itu berlaku untuk pembelian dalam skala besar. "Harga ini sedikit memberi angin bagi industri perkapalan," katanya kepada KONTAN Kamis (28/8).

Dia menceritakan, pengusaha sempat terjepit dengan harga pelat baja yang semakin tinggi. Untungnya, harga baja kian merosot kian harinya. Padahal, dari awal Januari 2008, harga baja terus merangsek naik dari posisi Rp 11.000 per kg menjadi Rp 17.000 di bulan Juni. "Harga pelat baja sendiri sekarang ini selalu mengikuti tren harga minyak. Tapi, karena harga minyak turun, maka harga baja ikut melandai pula," terangnya panjang lebar.


Pengaruh penurunan harga pelat baja ini, lanjut Wing, tidak terlalu signifikan bagi kalangan industri galangan kapal. "Walaupun harga pelat baja turun, tapi itu hanya membantu sedikit saja. Sebab, kesulitan para pengusaha justru pada pendanaan," jelasnya.

Masalah pendanaan itu, katanya, karena kesulitan mendapatkan suntikan dana dari dalam negeri. Wing mengeluh kalangan pengusaha galangan kapal sulit mendapat pinjaman dari bank lokal Indonesia. "Permintaan sendiri sebenarnya banyak. Namun, ya lagi-lagi terbentur masalah dana," katanya.

Malahan, dia menandaskan sebagian perusahaan galangan kapal pun berputar otak untuk mendapatkan dana pembuatan kapal dari luar negeri. "Itu yang melakukan satu dua perusahaan saja. Sisanya, masih kelabakan," katanya.

Padahal, kebutuhan kapal di Indonesia, baik dari pemerintah maupun pihak swasta, mencapai ratusan kapal hingga 2010 mendatang. "Saya berharap pemerintah melunak dan mengubah regulasi agar kami ini bisa lebih hidup dan berkembang," harap Wing.

Direktur Utama PT Jasa Marina Indah (JMI) Joeswanto K berpendapat, fluktuasi harga pelat baja ini membuat ketidakpastian industri galangan kapal. "Ketidakpastian ini membikin was-was. Sebab, kami bisa saja rugi bila kontrak pembuatan kapal itu tidak sesuai perkiraan harga pelat baja yang berkembang," katanya.

Untuk menyiasati hal itu, Joeswanto bilang, pihaknya harus menerapkan harga pelat baja untuk kontrak pembuatan kapal se aman mungkin. "Itu pun keuntungannya masih mepet hanya berkisar 5-6 %," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie