Harga perak berpotensi naik di Juni



JAKARTA. Pergerakan harga perak akan terus mengekor emas. Maklum, perak merupakan turunan emas yang memiliki sifat logam mulia.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, perak juga berpeluang terangkat ketika terjadi gejolak pasar global. Salah satu peluang yakni pada pertengahan tahun, dimana isu keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit akan kembali memanas.

Meski demikian, kenaikan harga perak terbatas lantaran dibayangi oleh isu kenaikan suku bunga The Fed. Ini bisa terlihat dari pergerakan harga mulai awal bulan ini yang cenderung melemah. Pelaku pasar mengantisipasi keputusan suku bunga The Fed pada akhir bulan April. Jika suku bunga The Fed naik, maka dollar AS akan menguat dan menekan harga perak.


Di samping itu, Putu melihat permintaan perak dari sektor industri juga belum menunjukkan sinyal perbaikan. China memang merilis data manufaktur yang cukup positif. Manufacturing PMI bulan Maret 2016 naik menjadi 50,2 dari sebelumnya 49,0. Untuk pertama kali dalam sembilan bulan, sektor manufaktur China mencatat pertumbuhan.

Naiknya data manufaktur China menunjukkan jika upaya pemerintah untuk memberi stimulus fiskal dan moneter telah menampakkan hasil. "Tetapi secara keseluruhan, untuk tahun ini komoditas termasuk perak masih lemah," katanya.

Membaiknya data ekonomi China belum bisa dijadikan jaminan jika perbaikan ekonomi akan berlanjut. Sementara perlambatan ekonomi juga masih terjadi di Eropa, Asia hingga Amerika Serikat (AS). Proyeksi Putu, harga perak di akhir tahun 2016 akan berada di level US$ 16 per ons troi.

Mengutip Bloomberg, Rabu (6/4) pukul 15.51 WIB, harga perak kontrak pengiriman Mei 2016 di Commodity Exchange melemah 0,23% ke level US$ 15,08 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, perak terkikis 0,86%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie