JAKARTA. Harga perak berhasil rebound tipis setelah sempat tertekan selama dua hari. Data-data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis Selasa (14/4) yang menunjukkan hasil buruk, memberi sedikit dorongan bagi harga komoditas ini. Mengutip Bloomberg, pukul 14.00 WIB, harga perak kontrak pengiriman Mei 2015 di Commodity Exchange naik 0,12% ke level US$ 16,18 per ons troi dibandingkan hari sebelumnya. Namun selama sepekan harga terperosok 1,64%. Ariston Tjendra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga perak rebound tipis akibat melemahnya dollar pasca data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan hasil buruk. Melemahnya dollar AS mampu mengangkat harga komoditas ini. Data ekonomi AS, antara lain data penjualan ritel inti (core retail sales) per maret 2015 tercatat 0,4%, hasil ini dibawah estimasi yaitu 0,7%. Lalu data indeks harga produsen (producer price index / PPI) Maret 2015 yang tercatat 0,2%, hasil ini dibawah estimasi yaitu 0,3%. Ariston menduga data-data ekonomi AS yang buruk ini sontak membuat dollar AS melemah. Tercatat indeks dollar Selasa (14/4) di tutup di level 98,733, atau turun 0,76% di bandingkan penutupan hari sebelumnya yaitu 99,490. “Melemahnya dollar memberi dorongan kepada harga komoditas,” kata Ariston. Ariston menilai secara pergerakan harian harga perak rawan tertekan. Pasalnya selama harga perak masih berada di bawah level resistance US$ 16,50 per metrik ton, tekanan harga untuk turun masih ada. Diperkirakan masa depan harga perak masih redup akibat data-data ekonomi China yang dirilis hari ini (15/4) menunjukkan hasil buruk. Pasar merespon data produk domestik bruto (PDB) China kuartal I 2015 yang tercatat sebesar 7,0%, hasil ini lebih rendah dari kuartal IV 2014 yaitu 7,3%. Selain itu data produksi industri (industrial production) China per maret 2015 tercatat 5,6%, perolehan ini di bawah estimasi yaitu 6,9%. Ariston menilai dengan buruknya data-data ekonomi Cina yang dirilis hari ini (15/4) mengindikasikan perlambatan ekonomi negara tirai bambu tersebut, yang merupakan sebagai konsumen terbesar komoditas logam. “Akan nada penurunan permintaan sehingga menekan harga perak,” kata Ariston. Secara teknikal pun mengindikasikan harga perak akan jatuh. Harga berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100, MA 200. Stochastic berada di angka 13, menandakan masih ada momentum jual. Relative strength index (RSI) berada di angka 44, menunjukkan adanya tekanan turun. Kemudian moving average convergence divergence (MACD) di bawah garis 0 dengan garis sinyal terbuka ke bawah, yang mengindikasikan masih ada tekanan turun. Oleh sebab itu, Ariston memprediksi Kamis (16/4) harga perak akan berada dalam kisaran US$ 16,50 – US$ 15,80 per ons troi. Selama sepekan harga akan berada dalam kisaran US$ 15,50 – US$ 16,50 per on troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga perak rebound karena data ekonomi AS
JAKARTA. Harga perak berhasil rebound tipis setelah sempat tertekan selama dua hari. Data-data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis Selasa (14/4) yang menunjukkan hasil buruk, memberi sedikit dorongan bagi harga komoditas ini. Mengutip Bloomberg, pukul 14.00 WIB, harga perak kontrak pengiriman Mei 2015 di Commodity Exchange naik 0,12% ke level US$ 16,18 per ons troi dibandingkan hari sebelumnya. Namun selama sepekan harga terperosok 1,64%. Ariston Tjendra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga perak rebound tipis akibat melemahnya dollar pasca data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan hasil buruk. Melemahnya dollar AS mampu mengangkat harga komoditas ini. Data ekonomi AS, antara lain data penjualan ritel inti (core retail sales) per maret 2015 tercatat 0,4%, hasil ini dibawah estimasi yaitu 0,7%. Lalu data indeks harga produsen (producer price index / PPI) Maret 2015 yang tercatat 0,2%, hasil ini dibawah estimasi yaitu 0,3%. Ariston menduga data-data ekonomi AS yang buruk ini sontak membuat dollar AS melemah. Tercatat indeks dollar Selasa (14/4) di tutup di level 98,733, atau turun 0,76% di bandingkan penutupan hari sebelumnya yaitu 99,490. “Melemahnya dollar memberi dorongan kepada harga komoditas,” kata Ariston. Ariston menilai secara pergerakan harian harga perak rawan tertekan. Pasalnya selama harga perak masih berada di bawah level resistance US$ 16,50 per metrik ton, tekanan harga untuk turun masih ada. Diperkirakan masa depan harga perak masih redup akibat data-data ekonomi China yang dirilis hari ini (15/4) menunjukkan hasil buruk. Pasar merespon data produk domestik bruto (PDB) China kuartal I 2015 yang tercatat sebesar 7,0%, hasil ini lebih rendah dari kuartal IV 2014 yaitu 7,3%. Selain itu data produksi industri (industrial production) China per maret 2015 tercatat 5,6%, perolehan ini di bawah estimasi yaitu 6,9%. Ariston menilai dengan buruknya data-data ekonomi Cina yang dirilis hari ini (15/4) mengindikasikan perlambatan ekonomi negara tirai bambu tersebut, yang merupakan sebagai konsumen terbesar komoditas logam. “Akan nada penurunan permintaan sehingga menekan harga perak,” kata Ariston. Secara teknikal pun mengindikasikan harga perak akan jatuh. Harga berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100, MA 200. Stochastic berada di angka 13, menandakan masih ada momentum jual. Relative strength index (RSI) berada di angka 44, menunjukkan adanya tekanan turun. Kemudian moving average convergence divergence (MACD) di bawah garis 0 dengan garis sinyal terbuka ke bawah, yang mengindikasikan masih ada tekanan turun. Oleh sebab itu, Ariston memprediksi Kamis (16/4) harga perak akan berada dalam kisaran US$ 16,50 – US$ 15,80 per ons troi. Selama sepekan harga akan berada dalam kisaran US$ 15,50 – US$ 16,50 per on troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News