Harga Perak Terbang Jelang Tutup Tahun, Penguatan Masih Terbuka di 2026



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Didorong kombinasi kuat antara defisit pasokan, lonjakan permintaan industri, serta sentimen makroekonomi global yang kian kondusif bagi aset logam mulia, harga perak melanjutkan reli tajam hingga akhir 2025.

Pada perdagangan Jumat (26/12/2025) pukul 11.36 WIB, harga perak atau silver tercatat di US$ 74,694 per ons troi. Harga perak saat ini sudah melonjak sebesar 39,56% secara bulanan dan 158,15% secara YtD.

Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menyebut, kenaikan tajam harga perak didorong oleh kombinasi faktor fundamental penawaran dan permintaan, serta sentimen pasar dan kondisi ekonomi global.


Dari sisi permintaan, lonjakan terutama datang dari sektor industri, khususnya teknologi hijau. Perak merupakan logam dengan konduktivitas listrik terbaik sehingga menjadi komponen krusial dalam panel surya (fotovoltaik), kendaraan listrik (EV), hingga perangkat elektronik dan pusat data untuk kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga: Perak Bersinar pada 2025, Harga Melonjak Tajam Didukung Fundamental Kuat

Masifnya adopsi energi terbarukan dan pertumbuhan teknologi sepanjang 2025 membuat kebutuhan perak meningkat signifikan.

“Di sisi lain, sifat ganda perak sebagai logam industri sekaligus logam mulia membuat pergerakannya dipengaruhi baik oleh aktivitas ekonomi maupun minat investasi,” ujar Wahyu kepada Kontan awal pekan ini.

Sementara itu, dari sisi pasokan, pasar perak tengah menghadapi kondisi yang ketat. Stok perak di bursa utama seperti LBMA di London dan Comex dilaporkan berada di level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Produksi tambang global pun belum mampu mengejar lonjakan permintaan, sehingga pasar mengalami defisit pasokan fisik yang berkelanjutan. Ketimpangan antara permintaan dan pasokan ini menjadi salah satu pendorong utama reli harga perak.

Faktor investasi juga turut memperkuat kenaikan harga. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perak kembali dilirik sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, seiring statusnya sebagai safe haven bersama emas.

Selain itu, rasio harga emas terhadap perak (gold/silver ratio) yang relatif tinggi membuat perak dinilai masih undervalued, sehingga menarik minat pembelian spekulatif.

“Dengan ukuran pasar yang jauh lebih kecil dibandingkan emas, arus dana yang tidak terlalu besar pun dapat memicu lonjakan harga perak secara lebih eksplosif,” lanjutnya.

Dari sisi makro dan geopolitik, pelemahan dolar AS akibat ekspektasi kebijakan moneter yang lebih dovish dari Federal Reserve juga turut menjadi katalis.

Dalam periode belakangan ini, perak (silver) menunjukkan kinerja harga yang jauh lebih powerfull dan agresif dibandingkan emas (gold). Wahyu pun memproyeksi harga perak tahun 2026 diperkirakan masih berada dalam tren penguatan, meskipun dibayangi volatilitas yang lebih tinggi.

Dia membidik harga perak berpotensi menguji area US$ 76,96 hingga US$ 80,74 per ons troi pada tahun 2026.

Baca Juga: Bursa Asia Menguat, Investor Optimistis Santa Claus Rally

Selanjutnya: Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 26-28 Desember 2025, Olatte-Teh Gelas Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News