Harga perak terdongkrak kebijakan sejumlah bank sentral berikan stimulus



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah terpuruk, harga perak perlahan bangkit dan berada dalam tren positif. Merujuk Bloomberg, harga perak di pasar spot pada Kamis (9/4) pukul 19.00 WIB berada di level US$ 15.194 per ons troi.

Harga tersebut menguat 1,56% dibandingkan hari sebelumnya yang berada di US$ 14.960 per ons troi.

Direktur Garuda TRFX Berjangka Ibrahim menyebut kenaikan perak tak terlepas dari kenaikan harga emas dunia beberapa hari terakhir. Ibrahim menambahkan, sebagai turunan emas, maka harga perak akan mengekor pergerakan harga emas.

Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 8.000 per gram, Kamis 9 April 2020

“Emas sendiri harganya tengah naik karena bank sentral global tengah getol menyuntikkan stimulus guna menanggulangi dampak virus corona. Sehingga naiknya emas akibat sentimen tersebut ikut membuat harga perak mengalami kenaikan,” ujar Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/4).

Sementara analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu menilai kenaikan perak bukan semata karena kebijakan pelonggaran kuantitatif. Menurut Ady, naiknya harga perak juga dikarenakan pelemahan dolar AS yang terjadi belakangan ini.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 8.000 per gram menjadi Rp 938.000 pada Kamis (9/4)

“Kenaikan harga perak disebabkan pasar yang masih menaruh perhatian besar pada pelemahan dolar AS beberapa waktu terakhir. Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar terhadap sebagian mata uang utama masih di bawah tekanan hari ini,” terang Ady.

Ibrahim menyebut stimulus yang terus dilakukan oleh bank sentral ke depan bisa membuat harga perak semakin naik. Salah satu stimulus yang mendukung kenaikan harga perak disebut Ibrahim adalah kemungkinan The Fed pangkas suku bunga hingga 0%.

“Dorongan berbagai stimulus ini akan berujung pada terjadinya inflasi sehingga membuat jumlah uang yang beredar menjadi banyak. Uang inilah yang kemudian akan dialihkan investor ke komoditas seperti emas dan perak,” pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli