JAKARTA. Harga perak turun setelah berhasil menanjak selama enam pekan berturut-turut. Penurunan ini dipicu aksi jual pada sejumlah komoditas.Mengutip Bloomberg, Senin (14/7) pukul 15.00, kontrak perak pengiriman September 2014 jatuh 1,6% dibandingkan akhir pekan lalu menuju level US$ 21,115 per ons troi. Reli enam minggu ini merupakan reli terpanjang sejak April 2011.Daru Wibisono, analis PT Monex Investindo Futures memaparkan, grafik pergerakan harga perak sempat menyentuh level terendah pada 30 Mei 2014. Selanjutnya, perak reli hingga menembus level tertinggi di US$ 21,55 per ons troi pada 10 Juli 2014.Daru bilang, pelemahan perak disebabkan tiga faktor. Pertama, pelaku pasar tengah melakuykan aksi jual terhadap seluruh komoditas. Oleh karena itu, penurunan harga tidak hanya dialami oleh perak saja, melainkan juga oleh emas, palladium dan aluminium. Adapun alasan yang melatarbelakangi aksi jual ini karena pelaku pasar menilai harga saat ini sudah cukup tinggi.“Kental sekali nuansa technical selling. Pelaku pasar menilai, ini merupakan momentum yang tepat untuk merealisasikan keuntungan,” jelas Daru.Adapun faktor kedua, sambung Daru, tekanan pada perak disebabkan kekhawatiran pasokan akibat tensi geopolitik di Timur Tengah. Namun ini bukan faktor utama. Sebab, Iran hanyalah produsen kecil bagi perak. Umumnya, ketegangan geopolitik justru memberikan sentimen positif bagi emas dan diikuti oleh perak. Di saat eskalasi geopolitik meninggi dan tidak mengerek harga, maka ada katalis lain yang lebih menggerakkan harga.Faktor ketiga yaitu kekhawatiran membaiknya kinerja keuangan emiten. Untuk diketahui, emiten akan merilis laporan keuangan kuartal II-2014 dalam waktu dekat. Perbaikan ekonomi yang akhir-akhir ini dipublikasikan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menyumbang laba positif bagi emiten. Dengan demikian, bursa saham akan menghijau dan komoditas akan tertekan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga perak turun akibat aksi jual teknikal
JAKARTA. Harga perak turun setelah berhasil menanjak selama enam pekan berturut-turut. Penurunan ini dipicu aksi jual pada sejumlah komoditas.Mengutip Bloomberg, Senin (14/7) pukul 15.00, kontrak perak pengiriman September 2014 jatuh 1,6% dibandingkan akhir pekan lalu menuju level US$ 21,115 per ons troi. Reli enam minggu ini merupakan reli terpanjang sejak April 2011.Daru Wibisono, analis PT Monex Investindo Futures memaparkan, grafik pergerakan harga perak sempat menyentuh level terendah pada 30 Mei 2014. Selanjutnya, perak reli hingga menembus level tertinggi di US$ 21,55 per ons troi pada 10 Juli 2014.Daru bilang, pelemahan perak disebabkan tiga faktor. Pertama, pelaku pasar tengah melakuykan aksi jual terhadap seluruh komoditas. Oleh karena itu, penurunan harga tidak hanya dialami oleh perak saja, melainkan juga oleh emas, palladium dan aluminium. Adapun alasan yang melatarbelakangi aksi jual ini karena pelaku pasar menilai harga saat ini sudah cukup tinggi.“Kental sekali nuansa technical selling. Pelaku pasar menilai, ini merupakan momentum yang tepat untuk merealisasikan keuntungan,” jelas Daru.Adapun faktor kedua, sambung Daru, tekanan pada perak disebabkan kekhawatiran pasokan akibat tensi geopolitik di Timur Tengah. Namun ini bukan faktor utama. Sebab, Iran hanyalah produsen kecil bagi perak. Umumnya, ketegangan geopolitik justru memberikan sentimen positif bagi emas dan diikuti oleh perak. Di saat eskalasi geopolitik meninggi dan tidak mengerek harga, maka ada katalis lain yang lebih menggerakkan harga.Faktor ketiga yaitu kekhawatiran membaiknya kinerja keuangan emiten. Untuk diketahui, emiten akan merilis laporan keuangan kuartal II-2014 dalam waktu dekat. Perbaikan ekonomi yang akhir-akhir ini dipublikasikan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menyumbang laba positif bagi emiten. Dengan demikian, bursa saham akan menghijau dan komoditas akan tertekan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News