JAKARTA. Wakil Ketua Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Harry Azhar Aziz menghitung, jika benar-benar BBM bersubsidi terutama premium turun maka harga premium akan menjadi Rp 4.400 dari sebelumnya Rp 6.000 per liter. Ia menjelaskan, penurunan itu sebesar itu didapat karena adanya penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 2008 sehingga membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008 mempunyai surplus Rp 10 triliun. Ia menjelaskan, pada 2008 jumlah volume BBM bersubsidi terutama premium sebanyak 37,5 juta KL sehingga per bulan rata-rata konsumsi sebesar 3.125 KL. "Tahun ini, tinggal 2 bulan sehingga kebutuhan subsidi untuk 6.250 juta KL. Dengan surplus Rp 10 triliun maka akan mampu menurunkan harga premium Rp 1.600 perliter atau 26% menjadi Rp 4.400 per liter," kata Harry Azhar di Jakarta, Selasa (28/10). Namun, penghitungannya hanya di dapat kalau hasil penghematannya untuk premium. "Tapi kalau, dibagikan ke solar dan minyak tanah saya tidak tahu, belum dihitung," katanya. Namun yang terpenting pernyataan presiden itu, menurut Harry sangat bisa untuk direalisasikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga Premium Bisa Turun Rp 1.600 per liter
JAKARTA. Wakil Ketua Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Harry Azhar Aziz menghitung, jika benar-benar BBM bersubsidi terutama premium turun maka harga premium akan menjadi Rp 4.400 dari sebelumnya Rp 6.000 per liter. Ia menjelaskan, penurunan itu sebesar itu didapat karena adanya penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 2008 sehingga membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008 mempunyai surplus Rp 10 triliun. Ia menjelaskan, pada 2008 jumlah volume BBM bersubsidi terutama premium sebanyak 37,5 juta KL sehingga per bulan rata-rata konsumsi sebesar 3.125 KL. "Tahun ini, tinggal 2 bulan sehingga kebutuhan subsidi untuk 6.250 juta KL. Dengan surplus Rp 10 triliun maka akan mampu menurunkan harga premium Rp 1.600 perliter atau 26% menjadi Rp 4.400 per liter," kata Harry Azhar di Jakarta, Selasa (28/10). Namun, penghitungannya hanya di dapat kalau hasil penghematannya untuk premium. "Tapi kalau, dibagikan ke solar dan minyak tanah saya tidak tahu, belum dihitung," katanya. Namun yang terpenting pernyataan presiden itu, menurut Harry sangat bisa untuk direalisasikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News