KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah tak menaikkan harga minyak memang membawa konsekuensi. PT Pertamina mengaku berpotensi kehilangan pendapatan dari tidak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar. Apalagi, harga minyak dunia saat ini sudah menembus US$ 60 per barel, jauh di bawah harga pada asumsi anggaran 2018 yang hanya sebesar US$ 48 per barel. Jika diakumulasikan, potensi kehilangan pendapatan Pertamina selama Januari-Desember 2018 bisa sampai Rp 24 triliun. Salah satu faktornya: kenaikan konsumsi premium dan solar yang tahun ini naik 5%–7% per bulan. Agar Pertamina tak kehilangan potensi pendapatan itu harga premium dan solar harusnya naik untuk periode April-Juni 2018.
Harga Premium mestinya Rp 8.600 per liter
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah tak menaikkan harga minyak memang membawa konsekuensi. PT Pertamina mengaku berpotensi kehilangan pendapatan dari tidak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar. Apalagi, harga minyak dunia saat ini sudah menembus US$ 60 per barel, jauh di bawah harga pada asumsi anggaran 2018 yang hanya sebesar US$ 48 per barel. Jika diakumulasikan, potensi kehilangan pendapatan Pertamina selama Januari-Desember 2018 bisa sampai Rp 24 triliun. Salah satu faktornya: kenaikan konsumsi premium dan solar yang tahun ini naik 5%–7% per bulan. Agar Pertamina tak kehilangan potensi pendapatan itu harga premium dan solar harusnya naik untuk periode April-Juni 2018.