Harga properti China masih memanas



SHANGHAI. Hawa panas masih menyelimuti sektor properti di China. Pada November 2013, harga rumah di Negeri Tembok Raksasa tersebut masih mengalami lonjakan harga.

Mengutip data Biro Statistik Nasional (NBS), di sepanjang November 2013, harga rumah di Shanghai memimpin kenaikan harga. Di Shanghai, harga rumah melompat 21,9% dibandingkan November 2012. Beijing, Shenzen dan Guangzhou mengekor lompatan harga rumah di Shanghai.

Harga rumah di tiga kota besar tersebut naik masing-masing 21,1%, 21% dan 20,9%. Selama November lalu, 26 kota di daratan China mengalami lompatan harga di atas 10%. Tren ini melampaui kenaikan harga di 21 kota pada Oktober 2013.Mengutip data Wall Street Journal, kenaikan harga di 70 kota mencapai 9,1% pada November. Ini adalah kenaikan tertinggi sejak Januari 2011.


Namun, jika dihitung secara bulanan, kenaikan harga rumah terlihat mereda. Dari total 70 kota di China, kenaikan rata-rata harga rumah sebesar 0,2% pada November. Angka ini tidak berbeda dengan kenaikan 0,2% pada Oktober. Namun, ini lebih rendah dibandingkan kenaikan harga sebesar 0,9% pada bulan September.

“Beberapa kota telah mengontrok kenaikan harga," ujar Liu Jianwei, Analis NBS, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (18/12). Total penjualan rumah baru mencapai CNY 720,4 miliar atau setara US$ 119 miliar pada November. Ancaman gelembung atau bubble properti terus menghantui China.

Rumah bekas juga naik

Tidak cuma harga properti baru, properti bekas terkena imbasnya. Harga rumah bekas di Bejing mendaki 20% pada November, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Di Shanghai, harga rumah seken juga naik 15%. Menyusul kenaikan harga rumah bekas di Shenzhen dan Guangzhou, masing-masing sebesar 12%.

Pemerintah China berupa keras meredam pecahnya gelembung properti. Pada akhir November lalu, pemerintah menaikkan uang muka (DP) properti hingga 70% dari sebelumnya 60%. DP ini berlaku bagi pembelian properti kedua. Pemerintah juga melarang developer memasarkan properti yang masih dalam tahap pembangunan. Larangan ini berlaku bagi harga jual mulai US$ 6.566 per meter persegi.

Hitungan konsultan properti Knight Frank, lonjakan harga properti di China sepanjang kuartal III 2013, tertinggi kedua di dunia. Di posisi pertama, ada Dubai dengan kenaikan harga mencapai 22% per tahun.

Editor: Dessy Rosalina