JAKARTA. Harga properti mulai meningkat. Pengamat properti meminta masyarakat mewaspadai potensi kenaikan harga di wilayah yang banyak pembangunan rumah mewah.Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mencontohkan kenaikan harga properti di kawasan Serpong, Pluit dan Pantai Indah Kapuk yang telah mencapai 50% hingga 60%. "Cenderung terjadi koreksi harga di pasar sekunder. Namun, bukan bubble (gelembung harga)," ujarnya, Jumat (14/10).Dia menilai kenaikan harga itu karena pengembang memberikan patokan harga jauh lebih tinggi dan tidak mengikuti harga pasar. Apabila kenaikan harga itu tidak diantisipasi, Ali memperkirakan harga tanah untuk konsumsi rumah kelas sederhana dan menengah akan juga terkerek naik. "Sekitar satu hingga dua tahun ke depan diperkirakan cenderung melemah bila pasar telah jenuh," ujarnya.Ali memperkirakan, tren harga properti terus menanjak karena jumlah tanah masih berlimpah. Apalagi, katanya, pemerintah sedang menggiatkan kepemilikan asing.Kondisi itu tentu berbanding terbalik dengan Amerika Serikat yang tengah mengalami kemerosotan industri properti. Menurutnya, bisnis properti di Amerika Serikat sudah mulai ratusan tahun sedangkan Indonesia baru efektif mulai pada 1970-an.Sebelumnya, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso menilai, harga properti di Indonesia masih terendah di dunia. Dia melihat adanya potensi besar untuk Indonesia dapat berkembang pesat dengan adanya keunggulan harga properti yang terbilang masih sangat murah dibanding negara lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga properti mewah terus menanjak
JAKARTA. Harga properti mulai meningkat. Pengamat properti meminta masyarakat mewaspadai potensi kenaikan harga di wilayah yang banyak pembangunan rumah mewah.Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mencontohkan kenaikan harga properti di kawasan Serpong, Pluit dan Pantai Indah Kapuk yang telah mencapai 50% hingga 60%. "Cenderung terjadi koreksi harga di pasar sekunder. Namun, bukan bubble (gelembung harga)," ujarnya, Jumat (14/10).Dia menilai kenaikan harga itu karena pengembang memberikan patokan harga jauh lebih tinggi dan tidak mengikuti harga pasar. Apabila kenaikan harga itu tidak diantisipasi, Ali memperkirakan harga tanah untuk konsumsi rumah kelas sederhana dan menengah akan juga terkerek naik. "Sekitar satu hingga dua tahun ke depan diperkirakan cenderung melemah bila pasar telah jenuh," ujarnya.Ali memperkirakan, tren harga properti terus menanjak karena jumlah tanah masih berlimpah. Apalagi, katanya, pemerintah sedang menggiatkan kepemilikan asing.Kondisi itu tentu berbanding terbalik dengan Amerika Serikat yang tengah mengalami kemerosotan industri properti. Menurutnya, bisnis properti di Amerika Serikat sudah mulai ratusan tahun sedangkan Indonesia baru efektif mulai pada 1970-an.Sebelumnya, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso menilai, harga properti di Indonesia masih terendah di dunia. Dia melihat adanya potensi besar untuk Indonesia dapat berkembang pesat dengan adanya keunggulan harga properti yang terbilang masih sangat murah dibanding negara lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News