KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga pulp sebagai bahan baku popok membuat sejumlah produsen popok harus meramu harga yang pas untuk menaikkan harga jual. Sebut saja produsen popok bayi dan dewasa merek Oto yang sedang mengkalkulasikan penyesuaian harga jual karena biaya bahan baku sudah naik signifikan sejak bulan lalu. "Secara umum, di masa pandemi permintaan popok ada kenaikan single digit, tetapi secara value menurun," jelas CEO PT Rejeki Putra Putri Eliman, Oto Gunasis kepada Kontan.co.id, Rabu (24/2).
Penurunan nilai ini disebabkan karena terjadi kenaikan harga bahan baku pulp untuk popok. Selain itu harga kemasan plastik dan karton juga naik. Oto mengungkapkan kenaikan harga bahan baku saat ini agak anomali. Harga pulp naik sangat signifikan, bahkan mencapai 30% hingga saat ini.
Baca Juga: Strategi Uni-Charm Indonesia (UCID) jaga harga jual di tengah kenaikan bahan baku Setelah Oto bertanya lebih lanjut ke supplier, penyebab kenaikan harga pulp karena permintaan pulp untuk kertas sedang naik tinggi sehingga pabrik pulp untuk popok mengconvert mesinnya untuk pulp kertas. "Dampaknya terus terang, ke packaging karton luar biasa naiknya. Bulan kemaren naik 10%, bulan ini naik 20% total kenaikan karton sudah luar biasa," kata Oto. Tak hanya itu, naiknya harga minyak di awal tahun ini juga berdampak pada harga bahan baku kemasan plastik. Oto mengatakan harga Polietilena (PE), Polivinil Klorida (PVC), dan Polipropilena (PP) sudah naik sejak bulan lalu. Oto mengatakan saat ini Rejeki Putra Putri Eliman sedang mengkalkulasi penyesuaian harga jual popok ke pasaran. "Sulit mempertahankan harga saat ini karena kenaikan bahan baku yang luar biasa," ujarnya. Namun, Oto belum bisa memberikan rincan berapa persen rentang kenaikannya karena perlu menyesuakan kenaikan harga bahan baku yang terus naik setiap bulannya. Yang terang, Rejeki Putra Putri Eliman akan mengikuti harga pasar. Produsen popok lainnya, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) juga merasakan kenaikan harga bahan baku popok. Sekretaris Perusahaan Uni-charm Indonesia Vikry Ahmadi mengatakan kendati harga bahan baku naik, Uni-charm Indonesia tidak serta merta melakukan penyesuaian harga. Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga jual. Vikry mengatakan UCID sebagai bagian dari Unicharm Group, menggunakan kekuatan pembelian (bahan baku) dengan skala besar untuk menjaga kestabilan harga jual. "Selain itu kami melakukan efisiensi cost untuk menghadapi kondisi ini," jelasnya kepada Kontan.co.id saat dihubungi terpisah. UCID lebih berhati-hati menyesuaikan harga jual karena saat ini imbas pandemi Covid-19 telah mengubah pola konsumsi masyarakat yakni mencari produk yang lebih murah untuk berhemat. Di sisi lain, sampai saat ini kondisi perekonomian belum stabil sehingga UCID masih memonitor kapan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual. "Selain itu kami juga harus memperhitungkan persaingan harga dengan kompetitor kami," kata Vikry. Di lain hal, Wings Group Indonesia sebagai produsen popok merek Baby Happy mengakui akan terus menjaga kestabilan harga popok. Julie Widyawati, Marketing Manager Baby Happy mengatakan kenaikan harga pulp akan memberikan dampak kepada produk.
Baca Juga: Moms, ini tips sukses toilet training pada anak dalam 3 hari "Namun, kami juga memahami dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat akibat pandemi Covid-19 ini, untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir karena kami akan terus menjaga kestabilan harga Baby Happy," jelasnya. Julia mengatakan industri popok bayi sekali pakai di tahun 2021 memiliki prospek yang baik sekaligus menantang. Hal ini karena tingginya perubahan pola perilaku konsumen menjadi sangat dinamis di masa pandemi ini. Baby Happy melihat bahwa tahun ini merupakan peluang yang sangat besar terlebih sejak diperkenalkan pertama kali tahun 2016, animo masyarakat terhadap Baby Happy Body Fit Pants sangatlah besar sehingga terjadi
over demand. Julie menegaskan produk Baby Happy siap untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di tahun 2021 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi