JAKARTA. PT Pupuk Sriwi-djaja Palembang (Pusri) memprediksi ekspor pupuk tahun ini tak akan berkontribusi besar pada kinerja keuangannya. Penyebab pesimisme itu adalah harga pupuk urea di pasar internasional yang tengah layu. Pengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu pun, menduga hasil penjualan ekspornya bakal menyusut. Hingga pertengahan tahun ini, harga urea di pasar internasional rata-rata hanya mencapai US$ 325 per ton. Padahal sepanjang tahun lalu harga rata-rata pupuk urea di atas US$ 410 per ton. Sekretaris Perusahaan Pusri, Zain Ismed, menuturkan, selama ini harga urea di pasar ekspor lebih tinggi daripada harga pupuk urea bersubsidi di dalam negeri. Situasi itu memungkinkan Pusri menikmati laba dari penjualan pupuk di pasar ekspor. Nah, karena harga pupuk di pasar internasional sedang lesu, "Kinerja penjualan serta laba Pusri tahun ini ikut terimbas," kata dia.
Harga Pupuk Ekspor Loyo
JAKARTA. PT Pupuk Sriwi-djaja Palembang (Pusri) memprediksi ekspor pupuk tahun ini tak akan berkontribusi besar pada kinerja keuangannya. Penyebab pesimisme itu adalah harga pupuk urea di pasar internasional yang tengah layu. Pengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu pun, menduga hasil penjualan ekspornya bakal menyusut. Hingga pertengahan tahun ini, harga urea di pasar internasional rata-rata hanya mencapai US$ 325 per ton. Padahal sepanjang tahun lalu harga rata-rata pupuk urea di atas US$ 410 per ton. Sekretaris Perusahaan Pusri, Zain Ismed, menuturkan, selama ini harga urea di pasar ekspor lebih tinggi daripada harga pupuk urea bersubsidi di dalam negeri. Situasi itu memungkinkan Pusri menikmati laba dari penjualan pupuk di pasar ekspor. Nah, karena harga pupuk di pasar internasional sedang lesu, "Kinerja penjualan serta laba Pusri tahun ini ikut terimbas," kata dia.