Harga rata-rata baja bakal naik hingga 23% tahun ini



JAKARTA. Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) memprediksi, harga rata-rata baja pada 2011 akan naik 15%-23% dibandingkan pada 2010. Berdasarkan riset IISIA, setidaknya ada beberapa yang mempengaruhi kenaikan tersebut.Pertama, terjadinya kenaikan harga bahan baku, yakni iron ore dan scrap. Khusus iron ore kenaikan harga disebabkan pembatasan ekspor iron ore dari negara bagian Karnataka, India.Sementara harga scrap naik lantaran cuaca buruk sehingga menurunkan persediaan di Amerika dan kawasan dunia lainnya. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya pertambangan dan fasilitas infrastruktur batu bara di Australia akibat banjir. Naiknya harga bahan baku iron ore juga membuat harga ekspor dari China tak lagi murah.Kedua, penurunan slab supply yang disebebkan turunnya produksi sejumlah perusahaan tambang besar. Diantaranya,Arcellor Mittal yang menghentikan akitivitas produksi tiga blast furnacenya di Eropa pada akhir 2010 dan Sidor (Venezuela) yang berhenti berproduksi sementara akibat ledakan di pabrik slabnya.Lonjakan harga baja sendiri sudah mulai terasa dalam tiga minggu terakhir. Co Chairman Flat Product IISIA Irvan K Hakim dalam Paparan Prospek dan Bisnis Baja 2011, Senin, (17/1) menuturkan kenaikan yang terjadi tahun ini diproyeksikan bisa berlangsung lama."Kondisinya tidak akan seperti tahun 2008, dimana setelah sempat naik pada semester I 2008 lalu anjlok terkena imbas krisis finansial di Amerika Serikat," kata Irvan.Menurut Irvan, tahun ini dengan faktor fundamental perekonomian dunia yang relatif lebih baik, kejadian di tahun 2008 tak berulang pada 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie