Harga Rata-Rata Bensin AS Anjlok Lagi Jadi US$ 1,97 per Galon



NEW YORK. Harga rata-rata bensin di pom bensin-pom bensin Amerika Serikat (AS) anjlok menjadi US$ 1,97 per galon. Penyebab penurunan ini masih disebabkan semakin merosotnya permintaan akan bensin seiring dengan melemahnya perekonomian.

Berdasarkan data dari analis minyak Trilby Lundberg yang melakukan survei terhadap 7.000 pom bensin di AS, harga bensin tergelincir 33 sen atau 14% dalam dua minggu yang berakhir 21 November lalu.

“Ada tiga alasan utama mengapa harga bensin terus mengalami penurunan,” jelas Lunberg. Pertama, harga minyak dunia juga terus merosot. Bahkan pada penutupan Jumat kemarin, harga minyak diperdagangkan pada level US$ 50 per barel.


Asal tahu saja, minyak mentah, yang memberikan kontribusi sebesar 59% terhadap harga bensin, telah tergelincir 66% dari rekor tertingginya sebesar US$ 147,27 per barel pada 11 Juli lalu di New York Mercantile Exchange.

Kedua, permintaan bensin semakin melorot seiring dengan adanya pergantian musim. Permintaan akan bensin di AS dalam empat minggu yang berakhir 14 November rata-rata berada di kisaran 19,1 juta barel per hari. Berdasarkan data dari Departemen Energi, jumlah tersebut turun 7% dibanding tahun periode yang sama tahun sebelumnya.

Ketiga, para perusahaan minyak juga harus memangkas lagi laba marjinnya. “Saat ini marjin yang dihasilkan sangat tipis karena rendahnya permintaan. Pilihannya, mereka harus meningkatkan marjin atau memangkas jumlah kapasitas produksi lagi,” jelasnya.

Lundberg juga bilang, saat ini harga rata-rata bensin regular tertinggi di AS adalah di Honolulu seharga US$ 2,81 per galon. Sementara harga bensin terendah sebesar US$ 1,61 per galon di St. Louis.

Sementara itu, AAA yang merupakan klub kendaraan terbesar AS, hari ini bilang bahwa harga rata-rata bensin regular di pom-pom bensin mencapai US$ 1,929 per galon. Harga tersebut sudah anjlok 53% dari rekor bulan Juli sebesar US$ 4,114. Pada 21 November lalu, harga bensin anjlok di bawah US$ 2 per galon untuk pertama kalinya sejak Maret 2005.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie