JAKARTA. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada Desember 2011 turun menjadi US$ 110,7 per barel. Harga ini turun sebesar US$ 2,24 dibandingkan November 2011 lalu. Dengan demikian, harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada 2011 sebesar US$ 111,55 per barel. Harga ini diatas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2011 yang sebesar US$ 95 per barel.Ketua Tim Harga Minyak Indonesia yang juga Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo menjelaskan, penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar Internasional. Menurutnya, ada beberapa faktor penurunan harga minyak mentah dunia itu yakni, negara-negara OPEC setuju meningkatkan kuota produksinya menjadi 30 juta barel per hari, sentimen negatif atas pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis finansial zona Eropa dan pemulihan produksi minyak Libia berlangsung lebih cepat dengan tingkat produksi telah mencapai 0,55 juta barel per hari. Selain itu, International Energy Agency (IEA) menunjukkan adanya penurunan permintaan minyak global. Pertama, IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 89,0 juta barel per hari atau turun 0,16 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Kedua, IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 88,1 juta barel per hari atau turun 0,10 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat turunnya konsumsi minyak negara-negara OECD.Ketiga, OPEC merevisi permintaaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 87,80 juta barel per hari atau turun 0,02 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat kondisi ekonomi yang buruk dan melemahkan aktivitas manufaktur global.“Faktor lain yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia adalah menguatnya dollar Amerika Serikat khususnya terhadap euro yang menjadikan komoditas minyak menjadi lebih mahal sehingga menurunkan permintaan minyak di kawasan Eropa,” katanya dalam siaran persnya, Selasa (3/1).Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga dipengaruhi oleh turunnya konsumsi minyak China sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menurunnya kegiatan manufaktur serta penurunan permintaan dari Jepang atas minyak jenis Minas/SLC sehingga mempengaruhi beberapa harga jenis minyak yang mengacu pada Minas/SLC. Walaupun cenderung mengalami penurunan, harga minyak mentah masih tetap tinggi di atas US$ 110 per barel bahkan khusus WTI mengalami kenaikan dibanding bulan November 2011. Kenaikan ini karena beberapa faktor yaitu ancaman embargo negara-negara Barat atas minyak Iran akibat isu nuklir. Tindakan ini dibalas Iran dengan mengancam akan memblokade Selat Hormuz yang merupakan perairan penting bagi perdagangan minyak. Catatan saja, volume minyak mentah yang melewati selat tersebut sebesar 15 juta barel per hari.Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Desember 2011 dibandingkan bulan November 2011, sebagai berikut:- WTI (Nymex) naik sebesar US$ 1,40 per barel dari US$ 97,18 per barel menjadi US$ 98,58 per barel.- Brent (ICE) turun sebesar US$ 2,77 per barel dari US$ 110,49 per barel menjadi US$ 107,72 per barel.- Tapis (Platts) turun sebesar US$ 1,44 per barel dari US$ 117,26per barel menjadi US$ 115,82 per barel.- Basket OPEC turun sebesar US$ 2,71 per barel dari US$ 110,08 per barel menjadi US$ 107,37 per barel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia 2011 sebesar US$ 111,55 per barel
JAKARTA. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada Desember 2011 turun menjadi US$ 110,7 per barel. Harga ini turun sebesar US$ 2,24 dibandingkan November 2011 lalu. Dengan demikian, harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada 2011 sebesar US$ 111,55 per barel. Harga ini diatas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2011 yang sebesar US$ 95 per barel.Ketua Tim Harga Minyak Indonesia yang juga Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo menjelaskan, penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar Internasional. Menurutnya, ada beberapa faktor penurunan harga minyak mentah dunia itu yakni, negara-negara OPEC setuju meningkatkan kuota produksinya menjadi 30 juta barel per hari, sentimen negatif atas pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis finansial zona Eropa dan pemulihan produksi minyak Libia berlangsung lebih cepat dengan tingkat produksi telah mencapai 0,55 juta barel per hari. Selain itu, International Energy Agency (IEA) menunjukkan adanya penurunan permintaan minyak global. Pertama, IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 89,0 juta barel per hari atau turun 0,16 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Kedua, IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 88,1 juta barel per hari atau turun 0,10 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat turunnya konsumsi minyak negara-negara OECD.Ketiga, OPEC merevisi permintaaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 87,80 juta barel per hari atau turun 0,02 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat kondisi ekonomi yang buruk dan melemahkan aktivitas manufaktur global.“Faktor lain yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia adalah menguatnya dollar Amerika Serikat khususnya terhadap euro yang menjadikan komoditas minyak menjadi lebih mahal sehingga menurunkan permintaan minyak di kawasan Eropa,” katanya dalam siaran persnya, Selasa (3/1).Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga dipengaruhi oleh turunnya konsumsi minyak China sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menurunnya kegiatan manufaktur serta penurunan permintaan dari Jepang atas minyak jenis Minas/SLC sehingga mempengaruhi beberapa harga jenis minyak yang mengacu pada Minas/SLC. Walaupun cenderung mengalami penurunan, harga minyak mentah masih tetap tinggi di atas US$ 110 per barel bahkan khusus WTI mengalami kenaikan dibanding bulan November 2011. Kenaikan ini karena beberapa faktor yaitu ancaman embargo negara-negara Barat atas minyak Iran akibat isu nuklir. Tindakan ini dibalas Iran dengan mengancam akan memblokade Selat Hormuz yang merupakan perairan penting bagi perdagangan minyak. Catatan saja, volume minyak mentah yang melewati selat tersebut sebesar 15 juta barel per hari.Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Desember 2011 dibandingkan bulan November 2011, sebagai berikut:- WTI (Nymex) naik sebesar US$ 1,40 per barel dari US$ 97,18 per barel menjadi US$ 98,58 per barel.- Brent (ICE) turun sebesar US$ 2,77 per barel dari US$ 110,49 per barel menjadi US$ 107,72 per barel.- Tapis (Platts) turun sebesar US$ 1,44 per barel dari US$ 117,26per barel menjadi US$ 115,82 per barel.- Basket OPEC turun sebesar US$ 2,71 per barel dari US$ 110,08 per barel menjadi US$ 107,37 per barel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News