JAKARTA. Meski belum ada indikasi perbaikan harga jual, PT United Tractors Tbk (UNTR) tetap memacu produksi batubara. Pada Januari-Mei 2014, anak usaha Grup Astra itu berhasil memproduksi 2,93 juta ton batubara, naik 48,78% dari periode sama 2013 yang 1,97 juta ton. Batubara tersebut berasal dari empat tambang UNTR, yaitu PT Prima Multi Mineral (PMM), PT Tuah Turangga Agung (TTA), PT Duta Nurcahya dan Grup Asmin Bara. Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis menjelaskan, kenaikan merupakan efek dari bertambahnya jumlah tambah yang sudah memasuki tahap produksi. Di tahun lalu, UNTR memang baru memproduksi batubara di dua tambang milik PMM dan TTA. Sementara di tahun ini, UNTR juga mulai memproduksi batubara dari dua tambang Duta Nurcahya dan Grup Asmin Bara. Peningkatan produksi juga merupakan strategi UNTR agar lebih efisien dalam menjalankan bisnis pertambangan batubara. "Kita menyadari belum ada sinyal harga membaik, tapi kalau kita memproduksi terlalu sedikit juga tidak efisien," terang Sara, Rabu (26/5). UNTR, lanjut Sara, biasanya menjual batubara dari empat tambang tersebut ke trader batubara. Namun, Sara memperkirakan, batubara UNTR lebih banyak diserap untuk keperluan operasional pembangkit listrik di Taiwan, Jepang maupun China. Soalnya, batubara UNTR kebanyakan berkalori tinggi, yakni di atas 5.800 kkal/kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga rendah, UNTR tetap pacu produksi batubara
JAKARTA. Meski belum ada indikasi perbaikan harga jual, PT United Tractors Tbk (UNTR) tetap memacu produksi batubara. Pada Januari-Mei 2014, anak usaha Grup Astra itu berhasil memproduksi 2,93 juta ton batubara, naik 48,78% dari periode sama 2013 yang 1,97 juta ton. Batubara tersebut berasal dari empat tambang UNTR, yaitu PT Prima Multi Mineral (PMM), PT Tuah Turangga Agung (TTA), PT Duta Nurcahya dan Grup Asmin Bara. Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis menjelaskan, kenaikan merupakan efek dari bertambahnya jumlah tambah yang sudah memasuki tahap produksi. Di tahun lalu, UNTR memang baru memproduksi batubara di dua tambang milik PMM dan TTA. Sementara di tahun ini, UNTR juga mulai memproduksi batubara dari dua tambang Duta Nurcahya dan Grup Asmin Bara. Peningkatan produksi juga merupakan strategi UNTR agar lebih efisien dalam menjalankan bisnis pertambangan batubara. "Kita menyadari belum ada sinyal harga membaik, tapi kalau kita memproduksi terlalu sedikit juga tidak efisien," terang Sara, Rabu (26/5). UNTR, lanjut Sara, biasanya menjual batubara dari empat tambang tersebut ke trader batubara. Namun, Sara memperkirakan, batubara UNTR lebih banyak diserap untuk keperluan operasional pembangkit listrik di Taiwan, Jepang maupun China. Soalnya, batubara UNTR kebanyakan berkalori tinggi, yakni di atas 5.800 kkal/kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News