Harga rights issue GIAA Rp 460 per saham



JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menggelar penawaran umum terbatas (PUT) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

GIAA akan melepas 3,22 miliar saham baru atau setara 12,48% dari modal disetor dan ditempatkan. Harga rights issue GIAA sebesar Rp 460 per saham. Dus, GIAA berpotensi meraup dana Rp 1,48 triliun.

Target tersebut lebih rendah dari harapan GIAA sebelumnya. Saat penawaran awal (bookbuilding), GIAA berharap bisa menawarkan di harga Rp 460-Rp 500 per saham, sehingga maksimal, GIAA bisa meraup dana Rp 1,61 triliun.


Dalam prospektus yang dirilis, Jumat (21/3), dituliskan, setiap pemegang 701.409 saham lama GIAA sampai 4 April 2014, berhak atas 100.000 saham rights issue.

Dalam aksi korporasi ini,  pemerintah sebagai pemegang saham GIAA tidak mengambil seluruh HMETD. Pemerintah akan memberikan kepada PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas selaku agen penjual. Tiga sekuritas tersebut masing-masing akan menjual 743,88 juta saham.

Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Herman bilang, cukup optimistis dengan rights issue GIAA ini. Ia bilang, sudah melakukan bookbuilding dan road show di Jakarta, Singapura, dan Hong Kong. "Ada indikasi mereka tertarik membeli," jelas dia, kepada KONTAN.

Hanya saja, Marciano mengaku, tak tahu mengenai penyerapan HMETD oleh pemegang saham GIAA lain. Sampai saat ini, 69,13% saham GIAA dipegang oleh pemerintah. Lalu, 10,89% dimiliki Credit Suisse AG Singapore TC AC CL PT Trans Airways.

Sisanya 19,95% milik masyarakat. Jika pemegang saham lain tidak mengambil hak, Marciano bilang, jumlah saham baru yang dilepas dan target dana akan berubah.

Karena alasan tersebut, maskapai penerbangan pelat merah ini memiliki dua skema penggunaan dana dari aksi rights issue ini. Pertama, jika saham baru GIAA terserap seluruhnya, maka perusahaan ini akan membeli armada baru. Jenis pesawat baru yang akan GIAA beli adalah B737 Series, B777 Series, A330 Series dan A320 Series.

Nah skenario kedua, jika tak terserap seluruhnya, maka jumlah pembelian pesawat baru tersebut akan berkurang. Hanya saja, manajemen GIAA belum menyebutkan target jumlah pesawat baru yang akan didatangkan tersebut.

Selain untuk membeli pesawat, dana hasil rights issue  GIAA tersebut juga untuk membayar pre delivery payment (PDP) pesawat. Lalu untuk membayar security deposit pesawat yang disewa dan final payment.

Hasil rights issue GIAA juga untuk kebutuhan belanja modal. Ambil contoh untuk pembelian spare parts dan komponen pesawat, serta persediaan mesin pesawat.

Harga saham GIAA merosot 4,17% ke level Rp 460 per saham, Jumat (21/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana