Harga rights issue WIKA Rp 2.180 per saham



JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akhirnya menentukan harga pelaksanaan rights issue , yakni sebesar Rp 2.180 per saham. Harga rights issue ini berada di level atas kisaran harga sebelumnya, yakni antara Rp 1.525–Rp 2.505 per saham.

Lantaran bisa mematok harga rights issue di batas atas, WIKA bisa menerbitkan saham baru dengan jumlah lebih kecil. Dalam prospektus penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu, Jumat(4/11), WIKA akan menerbitkan 2,82 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Tingkat dilusi kepemilikan bagi pemegang saham yang tidak mengambil haknya juga menjadi lebih kecil. Sebelumnya, efek dilusi diperkirakan mencapai 39,63%. "Dalam hal pemegang saham lama tidak melaksanakan hak untuk membeli saham HMETD, maka pemegang saham lama akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham dalam jumlah maksimal 31,45%," ungkap WIKA dalam prospektus HMETD.


Setiap 80.000 saham lama berhak atas 36.697 HMETD. Target dana rights issue WIKA tetap sebesar Rp 6,15 triliun. WIKA akan menggunakan 70,77% dana hasil penerbitan saham baru ini untuk kebutuhan belanja modal demi mendukung proyek-proyek infrastruktur prioritas pemerintah, seperti pembangunan beberapa ruas tol, pembangkit listrik dan kawasan industri. WIKA akan menggunakan dana ini dalam bentuk penyertaan pada special purpose vehicle di beberapa proyek.

Belanja modal ini antara lain akan masuk ke proyek pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, Soreang-Pasirkoja, dan pembangunan water treatment plant Jatiluhur. Selain itu ada pembangunan pembangkit listrik dan pembangunan kawasan industri.

Emiten pelat merah ini juga akan menggunakan sekitar 29,23% dana rights issue untuk memenuhi modal kerja guna mengembangkan usaha di bidang infrastruktur, seperti pembangkit listrik, jalan tol, dan pengembangan kawasan.

Cum rights di pasar reguler dan pasar negosiasi ditetapkan di 10 November 2016. Cum rights di pasar tunai pada 15 November 2016. Tanggal terakhir pencatatan untuk memperoleh HMETD ini pada 15 November 2016.WIKA membuka pelaksanaan HMETD ini pada 17 November 2016 hingga 23 November 2016.

Menurut analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, harga rights issue sebesar Rp 2.180 ini cukup menarik. Investor yang memiliki saham WIKA bisa mengeksekusi haknya. Apalagi, WIKA berada di sektor yang memang menjanjikan, yakni infrastruktur. "Bagus, tidak ada masalah kalau konstruksi," kata Kiswoyo, Jumat (4/11).

Kiswoyo juga menyebut bahwa kekuatan WIKA juga lantaran perusahaan ini merupakan perusahaan badan usaha milik negara. Saham BUMN biasanya lebih diminati.

Untuk harga pasar, Kiswoyo melihat bahwa harga saham WIKA akan turun mengikuti harga rights issue. Kemarin, saham WIKA ditutup naik 5,74% ke angka Rp 2.850 per saham. Untuk jangka pendek, Kiswoyo merekomendasikan sell saham WIKA.

Dari sisi kinerja, WIKA mencatat pendapatan Rp 9,34 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, naik 15,45% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Laba bersih WIKA naik tipis 2,82% menjadi Rp 401,52 miliar. Hingga akhir September, WIKA mengantongi kontrak baru Rp 40,13 triliun, atau setara dengan 76% dari target kontrak baru, yang sepanjang tahun ini sebesar Rp 52, 8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini