KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk membuka opsi untuk menaikkan harga produk tembakau irisnya tahun ini. Pertimbangan tersebut didasari oleh peluang naiknya harga-harga produk substitusi, yakni rokok golongan Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) pasca penerapan tarif baru cukai hasil tembakau di tahun 2021. Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono memperkirakan, kenaikan harga produk tembakau iris perusahaan akan berkisar kurang lebih 5%, lebih rendah dari rata-rata kenaikan tarif cukai SKM dan SPM. Langkah ini diproyeksi bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan, namun realisasinya masih akan didasarkan pada pengamatan perusahaan atas kondisi pasar terlebih dahulu. “Kita akan memonitor dulu harga-harga rokok di pasar, apakah harga-harga rokok sudah naik? Ataukah produsen-produsen rokok masih menahan harga? Kita harus hati2 dan tidak bisa gegabah,” kata Djonny kepada Kontan.co.id, Senin (8/2).
Harga rokok berpeluang naik, Indonesian Tobacco timbang opsi mengerek harga produk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk membuka opsi untuk menaikkan harga produk tembakau irisnya tahun ini. Pertimbangan tersebut didasari oleh peluang naiknya harga-harga produk substitusi, yakni rokok golongan Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) pasca penerapan tarif baru cukai hasil tembakau di tahun 2021. Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono memperkirakan, kenaikan harga produk tembakau iris perusahaan akan berkisar kurang lebih 5%, lebih rendah dari rata-rata kenaikan tarif cukai SKM dan SPM. Langkah ini diproyeksi bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan, namun realisasinya masih akan didasarkan pada pengamatan perusahaan atas kondisi pasar terlebih dahulu. “Kita akan memonitor dulu harga-harga rokok di pasar, apakah harga-harga rokok sudah naik? Ataukah produsen-produsen rokok masih menahan harga? Kita harus hati2 dan tidak bisa gegabah,” kata Djonny kepada Kontan.co.id, Senin (8/2).