Harga rumah berpeluang naik 10%-20%



JAKARTA. Peluang lonjakan permintaan properti berpotensi mendorong kenaikan harga rumah. Tahun ini, harga rumah dan properti hunian diproyeksikan naik tinggi, utamanya selepas kuartal I.

Totok Lusida, Sekretaris Jenderal Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan, harga properti hunian pada tahun ini bisa naik antara 10%-20%. Salah satu pemicunya adalah arus dana masuk dari program amnesti pajak. "Untuk penempatan uang dari luar negeri, properti menjadi peluang paling stabil karena tidak mengalami penyusutan nilai," ungkap dia ke KONTAN, kemarin (14/2).

Dia menyatakan, lantaran program amnesti pajak masih berjalan, penjualan properti hunian, terutama segmen menengah atas, cenderung stagnan di kuartal I ini. Dia optimistis, selepas kuartal I, penjualan properti akan lebih ramai.


Direktur Pemasaran Perumnas Muhammad Nawir menyatakan, harga rumah tipe kecil tahun ini bisa naik 10%. Selain didorong kenaikan harga tanah dan bahan bangunan, kenaikan UMP berandil terhadap kenaikan harga properti hunian. Tahun ini, Perumnas berencana membangun sebanyak 36.000 unit rumah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Proyeksi Archied Noto Pradono, Direktur PT Intiland Development Tbk, juga serupa. Tahun ini, harga rumah bisa naik 10% karena pemulihan daya beli, faktor inflasi dan kenaikan biaya tahunan.

Awal tahun masih lesu

Para pebisnis properti memang berharap pulihnya sektor properti. Sebab setahun terakhir, tren bisnis properti cenderung lesu.

Salah satu indikasi kelesuan itu tampak pada hasil survei harga properti Bank Indonesia (BI) di triwulan IV 2016. Pada periode tersebut, pertumbuhan harga properti residensial secara tahunan (yoy) melambat dari 2,75% (triwulan III) menjadi 2,38%.

Jika dibandingkan dengan tren kuartal sebelumnya, harga properti hunian residensial naik tipis 0,37% pada kuartal IV-2016, dibanding kuartal III 2016 yang naik 0,36%.

Berdasarkan wilayah, kenaikan harga tertinggi terjadi di Manado sebesar 8,01% (secara tahunan). Maklum, wilayah ini memang sedang gencar membangun infrastruktur. Sedangkan kenaikan harga rumah terendah di Denpasar, yang naik hanya 0,78%.

Survei bank sentral menyebutkan sejumlah penyebab lonjakan harga rumah. Seperti kenaikan harga bahan bangunan sebesar 35,2%, hingga kenaikan upah pekerja sebesar 22,56%.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pelonggaran rasio kredit atau loan to value yang dikeluarkan BI di akhir Agustus tahun lalu.

Melihat kondisi ini, BI memproyeksikan kenaikan harga properti di triwulan I-2017 masih melambat. Prediksi BI, pada kuartal I-2017, harga hunian naik 0,32% dari triwulan IV-2016 yang tercatat 0,37%.

Secara tahunan, kenaikan harga rumah di kuartal I-2017 diprediksikan tumbuh 1,7%. Setahun terakhir hingga kuartal IV-2016, harga rumah naik 2,38%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini