Harga Rumah China Naik Paling Tinggi Sedunia



BEIJING. China akhirnya menggeser Hong Kong menjadi negara dengan pertumbuhan harga properti tertinggi di dunia sepanjang kuartal pertama 2010. Pendongkrak posisi Negeri Panda itu tak lain adalah, kenaikan harga rumah yang pesat sejak tahun lalu.

Riset perusahaan konsultan properti Knight Frank LLP, Kamis (17/6) mengungkapkan, kenaikan harga rumah di China mencapai lebih dua kali lipat dari kenaikan harga rumah di tempat lain.

Harga rumah di kota-kota utama China kuartal I 2010 kemarin meningkat rata-rata 68% ketimbang kuartal I 2009. Sebagai perbandingan, harga rumah di Hong Kong, India, Singapura, Australia, Malaysia, dan Indonesia di periode yang sama hanya naik rata-rata 18%.


Dari daftar harga rumah itu, kota-kota di Asia Pasifik berhasil menempati posisi empat besar. Sedangkan kota-kota di Eropa meluncur ke posisi menengah-bawah. Harga rumah di 45 negara-dari 47 negara yang diriset- meningkat. "Pasar properti yang tertekan paling dalam adalah Baltik dan Ukraina," papar Kepala Riset Knight Frank, Liam Bailey.

Menurut penelitian Barclays Capital, memanasnya sektor properti di China terpicu aksi besar-besaran investor yang kelebihan likuiditas dan membutuhkan instrumen investasi alternatif. Pemicu lain, migrasi besar-besaran penduduk China dari desa ke kota-kota besar.

Harga properti Hong Kong di kuartal I 2010 naik 31%, Singapura (24%), dan Australia (20%). Sedangkan di Eropa, harga rumah di sebagian besar negara menurun. Estonia anjlok paling dalam sebesar 40%. Menyusul Ukraina yang turun 35%.

Harga rumah di Inggris masih naik 8,3%. Di Amerika Serikat (AS), harga rumah hanya naik 2,3%. Dubai, negara yang mengalami krisis properti paling parah, harga rumah di sana merosot hingga 8,2%.

Mulai berhasil

Bailey menilai, hasil ini menunjukkan langkah Pemerintah China menahan laju spekulasi dengan membatasi kredit dan menaikkan uang muka belum berdampak ke penurunan harga rumah. Ekonom Nomura Holdings Inc Sun Mingchun menambahkan, gelembung aset properti China sangat mudah pecah. Dia memprediksi, harga properti dalam 12-18 bulan mendatang bisa anjlok hingga 20%.

Regulator perbankan China, pekan ini kembali memperingatkan risiko meningkatnya kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) perbankan akibat penyaluran kredit properti yang berlebihan. Biro Statistik China melaporkan, investasi di sektor properti meningkat 38% menjadi Y 1,39 triliun atau US$ 204 miliar sepanjang lima bulan pertama tahun ini.

Toh, langkah pengetatan pemerintah di properti mulai terlihat hasilnya. Biro statistik melaporkan, penjualan rumah baru di Beijing di Mei 2010 turun 65% dari tahun lalu ke 618.000 meter persegi. Angka ini juga lebih rendah 48% dari April. Tapi, harga rumah baru di Mei masih naik 0,9% ketimbang April.

Di Hong Kong, perusahaan properti raksasa, Henderson Land Development Co membatalkan penjualan 20 apartemen mewah senilai HK$ 2,67 miliar atau US$ 342 juta. Henderson khawatir, apartemen itu tidak laku akibat kebijakan pemerintah yang membatasi pembelian properti.

Editor: Test Test