KONTAN.CO.ID - Harga rumah pribadi di Hong Kong meningkat 0,9% secara bulanan pada November, mencatat kenaikan enam bulan berturut-turut, menurut data pemerintah yang dirilis Senin (29/12/2025). Lonjakan ini didorong oleh pemangkasan suku bunga dan pasar saham yang bergairah, yang mendukung sentimen pembeli. Harga rumah naik 0,9% pada November dibandingkan Oktober, setelah revisi kenaikan 0,4% pada bulan sebelumnya, menurut data dari Rating and Valuation Department.
Secara tahunan, harga rumah naik 2,8% tahun ini, membalikkan tren penurunan sejak 2021.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo: Satu atau Dua Tahun Lagi, Saya Bisa Capai 1.000 Gol Mengapa Ini Penting Hong Kong dikenal sebagai salah satu kota dengan harga rumah paling mahal di dunia. Harga rumah sempat anjlok hampir 30% dari puncak 2021 akibat suku bunga hipotek yang tinggi, prospek ekonomi yang lemah, dan permintaan yang rendah setelah banyak profesional meninggalkan kota karena pembatasan COVID-19 yang ketat serta undang-undang keamanan nasional baru. Otoritas setempat berupaya menopang sektor properti, yang merupakan pilar penting ekonomi, dengan menghapus pembatasan pembelian properti dan melonggarkan rasio uang muka pada tahun lalu. Namun, permintaan tetap lembek.
Baca Juga: Ekonomi Rusia di Ujung Tanduk? Gagal Bayar dan Krisis Bank Mulai Menghantui Konteks Pasar Pengembang properti menjual unit baru dengan diskon untuk meningkatkan penjualan, yang menekan pasar sekunder dan tercermin pada harga resmi. Beberapa bank besar Hong Kong menurunkan suku bunga pada Oktober, menjadi pemotongan kelima sejak September 2024, mengikuti langkah Federal Reserve AS. Kebijakan moneter Hong Kong selaras dengan AS karena mata uang kota itu dipatok pada dolar AS.
Baca Juga: Peringatan Keras Beijing: Pasukan Udara, Laut, dan Roket China Bergerak di Taiwan Prospek ke Depan Para analis menilai pasar rumah Hong Kong mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, didukung volume pembelian yang stabil.
Harga rumah tahun depan akan bergantung pada kecepatan pemangkasan suku bunga dan ketegangan perdagangan antara China dan AS. JPMorgan memperkirakan harga rumah Hong Kong akan rebound sekitar 5% hingga akhir 2026, meski risiko utama adalah penurunan tajam pasar saham.