JAKARTA. Turunnya permintaan ketika produksi meningkat membuat harga rumput laut turun. Menurut data Masyarakat Rumput Laut Indonesia (MRLI), harga rumput laut kering untuk jenis cotonii kering rata-rata 6.000 per kg, harga ini turun 14,48% ketimbang September lalu senilai Rp 7.000-Rp 8.000 per kg. Sedangkan untuk gracillaria mengalami penurunan dari Rp 6.000 per kg, menjadi Rp 4.500-Rp 5.000 per kg. Jana Anggadiredja, Ketua Masyarakat Rumput Laut Indonesia (MRLI) mengatakan, dibandingkan tahun lalu, produksi rumput laut nasional mengalami peningkatan 55,49%. Jika tahun 2010 produksi rumput laut sebanyak 140.200 ton, tahun ini menjadi 218.000 ton. Menurut Jana, penurunan harga rumput laut karena pasar yang melemah akibat krisis perekonomian yang melanda Eropa dan Amerika. Padahal pasar utama produksi rumput laut kering lokal adalah untuk ekspor. Selain pasar yang menyusut, penyebab harga anjlok adalah penurunan kualitas rumput laut. Penyakit ais-ais yang menyerang tunas tanaman rumput laut, menjadikan tanaman menjadi rontok dan mati. Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia, Farid Ma'ruf. Farid bilang, dari sekitar 170.000 ton pasar ekspor, 80.000 ton rumput laut kering diekspor ke China.Namun seiring kelesuan pasar yang terjadi, perlu adanya diversifikasi produk untuk menjaga keberlangsungan pembudidayaan rumput laut. Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ketut Sugema, mencontohkan, saat ini masyarakat Desa Kutuh, Bali telah melakukan pengolahan skala rumah tangga dari kelompok-kelompok pembudidaya berupa kerupuk, jus, agar-agar, dan olahan lainnya dengan bahan dasar dari rumput laut.Jika harga rumput laut kering sekitar Rp 9.000-Rp 10.500 per kg, setelah diolah menjadi tepung harganya meningkat menjadi Rp 35.000 per kg. Dalam rangka diversifikasi produk olahan rumput laut ini, KKP membangun sebuah pabrik pengolahan rumput laut di Bali untuk menjadi tepung.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga rumput laut turun, pembudidaya mesti diversifikasi produk
JAKARTA. Turunnya permintaan ketika produksi meningkat membuat harga rumput laut turun. Menurut data Masyarakat Rumput Laut Indonesia (MRLI), harga rumput laut kering untuk jenis cotonii kering rata-rata 6.000 per kg, harga ini turun 14,48% ketimbang September lalu senilai Rp 7.000-Rp 8.000 per kg. Sedangkan untuk gracillaria mengalami penurunan dari Rp 6.000 per kg, menjadi Rp 4.500-Rp 5.000 per kg. Jana Anggadiredja, Ketua Masyarakat Rumput Laut Indonesia (MRLI) mengatakan, dibandingkan tahun lalu, produksi rumput laut nasional mengalami peningkatan 55,49%. Jika tahun 2010 produksi rumput laut sebanyak 140.200 ton, tahun ini menjadi 218.000 ton. Menurut Jana, penurunan harga rumput laut karena pasar yang melemah akibat krisis perekonomian yang melanda Eropa dan Amerika. Padahal pasar utama produksi rumput laut kering lokal adalah untuk ekspor. Selain pasar yang menyusut, penyebab harga anjlok adalah penurunan kualitas rumput laut. Penyakit ais-ais yang menyerang tunas tanaman rumput laut, menjadikan tanaman menjadi rontok dan mati. Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia, Farid Ma'ruf. Farid bilang, dari sekitar 170.000 ton pasar ekspor, 80.000 ton rumput laut kering diekspor ke China.Namun seiring kelesuan pasar yang terjadi, perlu adanya diversifikasi produk untuk menjaga keberlangsungan pembudidayaan rumput laut. Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ketut Sugema, mencontohkan, saat ini masyarakat Desa Kutuh, Bali telah melakukan pengolahan skala rumah tangga dari kelompok-kelompok pembudidaya berupa kerupuk, jus, agar-agar, dan olahan lainnya dengan bahan dasar dari rumput laut.Jika harga rumput laut kering sekitar Rp 9.000-Rp 10.500 per kg, setelah diolah menjadi tepung harganya meningkat menjadi Rp 35.000 per kg. Dalam rangka diversifikasi produk olahan rumput laut ini, KKP membangun sebuah pabrik pengolahan rumput laut di Bali untuk menjadi tepung.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News