Harga Saham ACST Masih Berada di Zona Merah, Begini Kata Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan pandemi Covid-19 masih menghantui sektor konstruksi. Salah satu emiten yang masih merasakan dampaknya, yakni PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Saham ACST juga terpantau masih berada di zona merah.

Mengutip Bloomberg, sepanjang 2021 harga saham ACST turun 52,61%. Per tanggal 30 Desember 2020 harga saham ACST berada di level Rp 434, sedangkan per 30 Desember 2021 harga saham ACST di level Rp 210. Adapun, dalam sepekan sampai dengan Senin (10/1) saham ACST turun 1,87%.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat secara teknikal pergerakan saham ACST saat ini masih cenderung sideways. Namun demikian, dia menyarankan untuk mewaspadai level support-nya.


"Terlihat pada pergerakan MACD dan Stochastic yang masih cenderung terkoreksi dan berada di zona negatifnya, pergerakan ACST pun belum mampu untuk break dari MA20," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/1).

Baca Juga: Selain Saham Sektor teknologi, Simak Deretan Sektor yang Menarik Dicermati Tahun Ini

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan ACST, Maria Caesilia Hapsari menuturkan tahun ini pasar konstruksi masih akan penuh tantangan. Sehingga operational excellence dengan disiplin finansial masih menjadi agenda besar perusahaan tahun ini.

"Perseroan senantiasa mengambil langkah-langkah strategis yang dipandang mampu mendukung pertumbuhan perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/1).

Dia juga menjelaskan, saat ini ACST masih menjajaki beberapa proyek. Di sisi lain, terdapat sedikit keterlambatan akibat pandemi sehingga beberapa tender yang seharusnya sudah bisa didapatkan pada kuartal III dan kuartal IV 2021 menjadi mundur akibat pandemi ini.

"Namun, tetap masih ada beberapa peluang untuk proyek-proyek yang akan kami ambil di tahun ini," lanjutnya.

Acset sendiri masih fokus pada sektor struktur, infrastruktur, dan fondasi. Sub-sektor infrastruktur yang menjadi fokus perseroan adalah jalan tol, baik landed maupun elevated, lalu pelabuhan, dan pembangkit listrik.

Baca Juga: Valuasi Dharma Polimetal (DRMA) Dinilai Menarik, Begini Rekomendasi Sahamnya

Hingga akhir 2021, ACST membukukan kontrak baru sebesar Rp 430 miliar. Maria menegaskan capaian tersebut mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Sekedar informasi, pada 2020 kontrak baru yang diraih Acset sebesar Rp 289 miliar.

Adapun kontrak yang diperoleh sepanjang 2021 berasal dari sektor infrastruktur. Dari pemberi kerja, mayoritas kontrak ACST diperoleh dari pihak swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi