KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam tren turun sepanjang perdagangan pekan pertama bulan Juni 2022. Apakah tren penurunan harga saham ANTM akan kembali berlanjut pada hari ini? Lalu, investor harus menjual atau malah beli saat harga saham ANTM sedang turun? Pada akhir perdagangan, Selasa (7/6), ANTM ditutup melemah 1,22% ke posisi Rp 2.420 per saham. Sebagai pembanding, harga saham ANTM pada 31 Mei 2022 ditutup di level 2.520.
ANTM Chart by TradingView
Walhasil, pada pekan pertama Juni 2022, harga saham ANTM sudah berkurang 100 poin. Pada 6 Juni 2022, harga saham ANTM sempat turun hingga ke level 2.410. Analis prediksi, penurunan harga saham ANTM hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, analis rekomendasi hold dan buy untuk saham ANTM karena harga masih berpotensi naik. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, merekomendasikan buy on weakness saham ANTM di sekitar level Rp 2.400–Rp 2.450 per saham dengan target penguatan di posisi Rp 2.700 per saham. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya rekomendasi Hold untuk saham ANTM. Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dari Sejumlah Analis untuk Perdagangan Hari ini (8/6) Ada beberapa katalis positif sedang menyelimuti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Hal tersebut dinilai menjadi angin segar untuk mendorong Antam mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang tahun ini. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, mengatakan, kinerja Antam diprediksi akan kembali cemerlang seiringan dengan kenaikan harga komoditas. Serta, prospek industri baterai yang akan digeluti oleh ANTM. Seperti yang diketahui, PT Industri Baterai Indonesia (BIC) telah menandatangani framework agreement bersama Antam dan Ningho Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL). Selain itu, ANTM dan IBC juga telah menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution. "Katalis positif lainnya, ANTM juga mendapatkan porsi operasi yang relatif besar pada sisi hulu terkait dengan penambangan dan pengolahan bijih nikel lewat teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL)," jelas Daniel saat dihubungi Kontan. Adapun, Daniel menyebut tantangan terbesar yang bakal dihadapi oleh Antam sepanjang tahun ini dari pembuatan pabrik baterai cell dan smelter. Menurutnya, pembangunan dua hal tersebut membutuhkan capital expenditure (capex) yang tinggi.