Harga saham baru right issue ADHI Rp 1.560



JAKARTA. Emiten kontruksi pelat merah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menetapkan harga penawaran saham baru melalui right issue sebesar Rp 1.560 per lembar.

Dalam aksi korporasi ini, ADHI akan melepas saham baru sebanyak 1,81 miliar atau setara dengan 50,2% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana sebesar Rp 2,82 triliun.

Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan ADHI mengatakan penetapan harga right issue ini akan diumumkan Kamis (16/9).


Dirinya optimis saham yang bakal diterbitkan tersebut bakal diserap pasar karena sektor infrastruktur menjadi pilihan para investor saat ini.

"Apalagi ini ada penyertaan modal negara (PNM)," katanya pada KONTAN, Rabu (16/9).

Lewat right issue pemerintah akan melakukan penyertaan modal sebesar Rp 1,4 triliun. Saat ini pemerintah mengendalikan saham ADHI sebanyak 51%, sementara 49% sisanya dipegang publik.

Dana Hasil right issue untuk membiayai pemabangunan light rapid transport (LRT)

Pelaksanaan right issue ditawarkan dengan rasio 1:1. Artinya dengan satu saham lama berhak memperoleh satu saham baru.

Untuk pelaksanaan right issue perseroan meminta persetujuan dari pemegang dalam RUPSLB yang akan digelar pada 22 september mendatang.

Adapun penjamin emisi untuk right issue ADHI ini diantaranya Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas.

Syahgolang menambahkan, saham baru yang akan diterbitkan akan diminati investor mengingat dukungan yang diberikan pemerintah terhadap proyek LRT sangat besar.

"Ini ditandai dengan terbitnya Perpres," ujarnya.

Sebelumnya disebutkan, kebutuhan dana pembangunan LRT mencapai Rp 23 triliun.

Pembangunan tahap I sebanyak tiga fase yaitu Cibubur-Cawang sepanjang 13,7 kilometer, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 kilometer dan Bekasi Timur-Cawang sepanjang 17,9 kilometer dengan total investasi Rp11,9 triliun.

Tahap II lintas Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan dan Palmerah-Grogol dengan panjang 41,5 kilometer.

Pelaksanaan pembangunan tahap I dimulai kuartal IV 2015 dan direncanakan selesai tahun 2016. Sedangkan tahap II dimulai kuartal IV 2016 dan selesai pada akhir tahun 2018.

Pembangunan LRT Indonesia merupakan sinergi BUMN dan BUMD antara lain Jasa Marga, PPD, RNI, Bulog, JakPro, BNI, Bank Mandiir, BRI dan BTN.

Selain right issue, ADHI juga akan menjajaki pembiayaan lewat pinjaman perbankan BUMN untuk mengerjakan proyek LRT tersebut.

Seperti diketahui,tiga bank pelat merah yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang telah melakukan penandatanganan perjanjian untuk memperoleh pinjaman dari China Development Bank (CBD) masing-masing US$ 1 miliar dari CDB.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan ADHI disebut akan memperoleh aliran dana dari pinjaman CDB tersebut.

Pasalnya, kedua emiten konstruksi ini berencana menggarap proyek besar dengan nilai jumbo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto