KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip sektor farmasi ini tengah tren melemah. Analis melihat hal ini sebagai kesempatan untuk beli atau menambah saham blue chip tersebut. Saham blue chip adalah saham lapis satu yang memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham yang identik dengan blue chip adalah saham-saham di Indeks LQ45. Salah satu anggota Indeks LQ45 sektor farmasi yang tengah turun harga adalah saham PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF). Harga saham KLBF pada perdagangan Senin 6 Mei 2024 ditutup di level 1.455 turun 35 poin atau 2,35% dibandingkan sehari sebelumnya.
Harga saham KLBF dalam tren melemah pada tahun 2024 ini. Sejak awal tahun 2024, harga saham KLBF terakumulasi turun 165 poin atau 10,19%.
Meski tengah turun, analis rekomendasi beli saham KLBF. Salah satunya, rekomendasi datang dari
Equity Research Analyst Ciptadana Sekuritas Alif Ihsanario. Alif merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga Rp1.840 per saham. Hal ini karena kinerja KLBF pada tahun 2024 ini dalam tren meningkat. Sampai dengan kuartal I-2024, KLBF membukukan penjualan neto Rp 8,36 triliun, tumbuh 6,23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 7,87 triliun. Sedangkan laba bersih Kalbe sebesar Rp 957,6 miliar di kuartal I-2024, naik 11,9% secara tahunan. Alif melihat bahwa prospek kinerja KLBF dibayangi oleh pelemahan rupiah. "Jika mengulas performa KLBF pada kuartal pertama 2024 saja,
run rate-nya sudah mencapai 27,7% dari estimasi kami. Bahkan sepanjang tahun lalu, segmen obat resep sudah mencapai 26.5%,
consumer health mencapai 32.0%,
nutritionals mencapai 25,5% dan
distribusi and logistik mencapai 23.3%," kata Alif kepada Kontan.co.id, Senin (6/5).
Baca Juga: Marak Aksi Buyback Saham Blue Chip, Cek yang Patut Dibeli Alif memprediksi, KLBF akan mudah menggapai targetnya di sepanjang tahun 2024. Kalbe menargetkan laba tahun ini bisa tumbuh sebesar 15%. Dia menyebut, performa KLBF tidak begitu bergantung kepada faktor musiman, kecuali segmen
consumer health yang ditopang penjualan produk antacid untuk maag selama periode bulan puasa. Alif menyebutkan beberapa sentimen yang akan membuat kinerja kLBF tumbuh positif di tahun ini yaitu, adanya strategi pertumbuhan pada segmen
high-growth specialty products yang meliputi
oncology, biologics dan
unbranded generics, di mana KLBF sebagai top market
share holder di Indonesia. Sentimen positif lain adalah perubahan sistem tender pada BPJS, yang tidak lagi diberlakukan pemenangan tender oleh pemasang harga terendah. Tender BBJS juga menggunakan parameter
screening lain seperti TKDN. KLBF adalah salah satu perusahaan dengan portfolio produk dengan TKDN tinggi. "Ditambah, KLBF terus berupaya meningkatkan TKDN produk-produknya terutama yang
unbranded generasi yang sedang naik daun," ungkapnya. Tak hanya itu, Alif mengatakan bahwa produk-produk KLBF memiliki loyalitas konsumen dan
brand awareness yang kuat. Sehingga kenaikan biaya
input, dapat di-
pass-through kepada konsumen dan konsumen tetap akan membeli. "Ini terlihat pada kuartal pertama 2024 di mana terjadi peningkatan ASP 3%-5% pada segmen farmasi,
consumer health dan
nutritionals yang tetap diiringi performa penjualan kuat," kata Alif.
Sentimen positif lainnya, KLBF memiliki
natural hedging mechanism sehingga mampu melindungi, atau setidaknya mengimbangi sebagian kenaikan COGS yang terjadi karena depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah diprediksikan mulai mereda. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa
inventory days KLBF juga sudah normal kembali ke level 117 hari, lebih cepat dari perkiraan manajemen. Menurutnya, hal ini akan menyehatkan kembali arus kas Kalbe, mengamankan stok bahan baku dan mengurangi ketergantungan Kalbe terhadap utang untuk memenuhi
working capital. Alhasil, beban keuangan Kalbe kemungkinan besar berkurang. Itulah rekomendasi saham blue chip untuk perdagangan hari ini, Selasa 7 Mei 2024. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto