KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih dalam tekanan di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Lalu, investor sebaiknya membeli atau menjual saham blue chip tersebut? Hingga akhir perdagangan Jumat (16/8), IHSG ditutup menguat 0,3% atau naik 22,58 poin ke level 7.432,09. Secara year to date (ytd), IHSG sudah meningkat 2,19%. Namun koreksi pada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sudah menggerus IHSG sebesar 115,55 poin. Sepanjang 2024 hingga Jumat (16/8), TLKM sudah ambles 25,06%.
BBRI Chart by TradingView Lalu ada saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan PT Astra International Tbk (ASII) yang masing-masing menggerus IHSG sebesar 45,08 dan 31,46 poin sepanjang tahun berjalan ini. Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menjelaskan secara umum penurunan harga saham blue chip itu disebabkan oleh faktor fundamental, dari sisi kinerja yang di bawah ekspektasi. Misalnya, TLKM yang berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 2,47% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 75,29 triliun per Juni 2024. Namun laba bersih TLKM turun 7,80% YoY menjadi Rp 11,76 triliun. "Atau ada asumsi prospek pelaku pasar yang dinilai bisa membuat kinerja turun ke depannya. Selain itu ada juga faktor valuasi dan teknikal yang sudah terlalu tinggi," kata Sukarno kepada Kontan akhir pekan lalu. Direktur Reliance Sekuritas Reza Priyambada menambahkan secara kinerja cenderung bervariatif pertumbuhannya sehingga berimbas ke pergerakan harga sahamnya. Seperti, ASII kinerja semesteran mengalami penurunan seiring penurunan penjualan kendaraan dan alat berat. BUKA yang top line-nya tumbuh, tetapi bottom line turun karena biaya operasional yang tinggi. Namun penurunan harga sahamnya membuat valuasi sejumlah emiten blue chip itu sudah tergolong murah. Head of Research Mega Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menilai TLKM dan ASII sudah sangat murah. Cheril bilang keduanya berada di bawah minus dua standar deviasi Price Earning (PE) lima tahun terakhir. Meski begitu, saham pilihan dia jatuh pada ASII dan BBRI karena hanya terimbas sentimen negatif jangka pendek. "ASII karena persaingan yang sengit dengan kendaraan listrik yang ekonomis dan penurunan daya beli. Sedangkan BBRI tertekan suku bunga tinggi karena portofolio-nya dominan UMKM," jelasnya. Dalam hitungan Cheril, target harga saham ASII ada di Rp 5.600 dan batas stop loss di Rp 4.500. Kemudian target harga BBRI di level Rp 6.000 per saham, dengan batas stop loss Rp 4.500. Sementara, Sukarno bilang saham TLKM, BBRI, ASII, SMGR secara valuasi tergolong murah dilihat dari rata-rata. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold atau beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.700, saham TLKM di Rp 3.500, saham ASII Rp 5.400 dan saham SMGR Rp 4.750. Adapun saham pilihan Reza jatuh pada saham BBRI dengan target harga Rp 5.650, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dengan target Rp 9.300, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di Rp 1.350 dan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di Rp 4.530. Itulah rekomendasi saham blue chip untuk perdagangan hari ini, Senin 19 Agustus 2024. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Baca Juga: Paspor Baru Berwarna Merah, Berikut Cara Buat & Bayar Paspor 2024 Online Di ATM BCA